Prof Duski Samad Tuanku Mudo dalam memberikan materi menyampaikan, inilah salah satu keuntungan bagi kalangan surau yang bisa jadi anggota dewan.
Menurut guru besar UIN Imam Bonjol Padang ini, pelatihan ini adalah bagian dari meningkatkan kecerdasan emosional.
Pasca ini, kata dia, harus lahir kreatif dan inovatif untuk pengembangan diri dan lembaga surau. Sebab, era digitalisasi menuntut para ulama muda untuk kritis, berfikir secara sistemik, dan punya keterampilan tekhnologi.
"Selama ini, kita dihadapkan pada situasi dan kondisi yang sulit untuk merubah metode yang digunakan. Padahal, metode pembelajaran yang lahir dari kreatif, menuntut lahirnya perubahan," katanya.
Yang perlu jadi perhatian, adalah tidak boleh merubah ideologi, nilai dan norma yang sudah kuat di kalangan tuanku itu sendiri.
"Di sini pentingnya kapasitas. Kapasitas akan hadir dari belajar sepanjang hayat. Kapasitas akan menentukan pendapat dan sekaligus pendapatan," kata Duski Samad.
Asisten I Setdakab Padang Pariaman Rudy Rahmad menyampaikan terima kasih pada anggota dewan Tuanku Afredison, yang telah memberikan yang terbaik untuk masa depan guru mengaji.
"Alhamdulillah, posisi Padang Pariaman dalam MTQ tingkat Sumbar yang baru selesai di Solok Selatan, cukup meningkat," ujar dia.
Terjadinya peningkatan itu, katanya, tak terlepas dari peran besar guru mengaji yang ikhlas mengabdi di tengah masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H