Hebatnya, segantang padi yang dipinjam masyarakat, sesumpit dikasihnya. Itu pun jangan pikirkan untuk dikembalikan.
Begitu pemurah ulama ini. Kemurahan Syekh Mato Aie ini terkenal di zaman paceklik yang melanda Pakandangan, Kabupaten Padang Pariaman di zaman ketika Indonesia belum sebuah negara dan bangsa.
Sawah tak jadi, ladang tidak menghasilkan. Masyarakat susah untuk makan. Kelaparan merajalela. Syekh Mato Aie berdiri dengan tegaknya.
Memberikan apa yang dia punya untuk masyarakat. Dia berikan dengan tidak mengharap kembalian. Ikhlas, tulus setulus jiwa dan keulamaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H