Banyak orang-orang besar di Jakarta sana datang berkunjung, sekaligus minta petunjuk dalam perjalanan sang tokoh tersebut.
Kini, nama besar Buya Zubir Tuanku Kuniang ini diteruskan oleh Buya Suhaili Tuanku Mudo. Tua belum tetapi muda sudah terlampau.
Kharismanya nyaris menyamai Buya Zubir Tuanku Kuniang, yang tak lain ayahnya sendiri.
Banyak dan panjang ceritanya, ketika pilihan politik untuk Sumbar ini jatuh pada seorang Syauqi. Tetapi, yang jelas sosok Syauqi, putra kelahiran Pakandangan 1969 ini dinilainya mampu dan bisa untuk keras bersuara dalam soal keislaman dan keumatan.
Syauqi juga lama jadi kajian. Tokoh yang sukses di rantau, tetapi gencar berbuat di kampung untuk banyak orang dan masyarakat.
Nilai-nilai keislaman dan keumatan, sosial yang tinggi, serta berbuat untuk perekonomian masyarakat jangka panjang.
Susah mencari sosok calon anggota dewan seperti Syauqi. Malah tak bersua dari mereka yang hari ini berkuasa atau sedang jadi anggota dewan.
Syauqi baru akan jadi anggota dewan, tetapi sudah melihat kondisi perekonomian masyarakat, dan langsung memberikan solusi. Solusi jangka panjang.
Politik Syauqi tidak sekedar pencitraan, tetapi lebih pada membuka mata batin banyak orang. Ada tindakan, solusi dari soal sengkarutnya ekonomi yang diletakkan Syauqi di Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
Masyarakat tidak sekedar melihat baliho Syauqi yang mulai mewarnai daerah ini. Tetapi sudah tahu dan mengenal sosok Syauqi yang akan membawa perubahan di tengah masyarakat itu sendiri.
Kajian dan pilihan yang ditetapkan ulama melalui deklarasi itu, sepertinya Syauqi bagaikan anak panah yang pas dan tepat untuk dilesakkan dari busurnya.