Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kurban dan Kesalehan Sosial

24 Juni 2023   12:04 Diperbarui: 28 Juni 2023   12:42 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi kurban milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Masjid Agung Kota Solo. Sapi jenis limosin seberat 1.010 kilogram yang disembelih pada Minggu (10/7/2022). Foto: KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati

Ibadah kurban sudah ada sejak Nabi Adam AS. Kasus kurban yang dilakukan dua putra nabi pertama ini menjadi inspirasi tersendiri, dalam memperbaiki kurban yang kita lakukan saat ini.

Umat Islam dianjurkan berkurban tiap tahun. Hari Raya Idul Adha juga disebut sebagai hari raya kurban. Momen kurban itu mulai 10 Zulhijjah atau pas di hari raya kurban itu. Lalu tiga hari setelahnya.

Kurban ibadah sunah muakad, yang tinggi dan besar pahalanya di sisi Allah SWT.

Kurban juga disebut sebagai ibadah sosial, memberikan rasa kepedulian terhadap lingkungan dan sesama manusia dan umat Islam.

Dua putra Nabi Adam, Habil dan Qabil yang disuruh berkurban dalam menentukan jondohnya dengan sistim kawin silang saat itu.

Oleh Allah hanya satu dari dua kurban itu yang diterima. Yakni, Habil. Dia berkurban sesuai profesinya sebagai petani, dia kurbankan hasil pertaniannya yang bagus-bagus.

Sementara, kakaknya, Qabil sebagai tukang ternak berkurban seekor kibas, tetapi yang cacat, kibas yang paling buruk, yang tidak laku di pasaran.

Ini menandakan, bahwa kurban itu harus dengan ikhlas, barang dan hewannya yang bagus. Tidak cacat dan sakit, seperti kurbannya Qabil.

Kurban adalah sebagai manifestasi dari pembuangan sifat binatang yang terselip dalam diri orang yang berkurban. 

Pembagian daging kurban. (foto dok Laduni.id)
Pembagian daging kurban. (foto dok Laduni.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun