Intinya, kita berharap dan mendoakan para pendahulu itu dengan kebaikan. Mereka banyak meninggalkan jasa yang hingga hari ini masih kita nikmati.
Sebagai orang yang masih hidup hanya doa dan kaji yang bisa kita berikan. Dan juga lewat kegiatan ini, kita semua diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT untuk menjalankan ibadah puasa dari awal hingga akhir, serta diterima oleh Allah SWT.
Sementara, lingkungan Kementerian Agama menggelar "thaharah masjid". Ya, bersama jajaran pemerintah di masing-masing kecamatan menggelar bersih-bersih masjid.
Pun di sebagian kampung juga dilakukan bersih-bersih surau dan masjid, yang tidak atau belum masuk dalam program demikian.
Bersih masjid dan surau tentu melambangkan kebersihan dan kesucian. Rumah ibadah itu akan dipenuhi oleh masyarakat yang melakukan Tarwih dan ibadah Ramadhan lainnya.
Dan juga diharapkan masyarakat bersama-sama meramaikan masjid dan surau saat bulan puasa. Ramadhan hanya sekali setahun. Bulan mulia, yang nilai ibadah sangat besar pahalanya.
Patut sekali umat Islam menyambut kedatangan bulan puasa ini dengan gembira dan suka cita, membersihkan diri dan masjid serta surau. Sementara terhadap orang yang sudah meninggal, diziarahi dengan mendoakan dan mengkajikan.
Berkah bagi yang melakukan, berkah pula terhadap yang sudah meninggal. Makanya, ziarah kubur sebelum dan setelah puasa ini amat penting sekali artinya.
Pun, ziarah kubur mengingatkan kita, bahwa suatu ketika giliran kita dikajikan dan didoakan seperti ini. Karena setiap yang hidup pasti akan mati.
Yakin dan tahu kita, bahwa kehidupan ada batasnya. Kesehatan ada masanya. Hidup, pakaiannya adalah sakit, senang, hina, mulia, kaya, miskin, berpangkat, rakyat jelata dan lainnya.
Nah, lewat ziarah kubur kita diingatkan untuk selalu menjalankan kewajiban dan menghentikan larangan agama. Beragama dengan baik dan benar, sehingga mulus dan lancar perjalanan hidup kita dari dunia hingga ke kampung akhirat. (ad)