Ketua Yayasan Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, Masrizal menyampaikan perkembangan Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan dari masa ke masa yang terus meningkat dan pasang surut, sesuai dinamika yang sedang terjadi.
"Asrama untuk santriwati sudah kita sediakan. Tinggal lagi santriwatinya yang belum ada," kata dia, Ahad (12/3/2023) dalam wisuda santri ke 67.
Wisuda kali ini, katanya, digelar di ruangan yang disediakan tenta, yang tentunya beda dengan prosesinya dari tahun-tahun sebelum ini.
Namun, katanya, substansi wisuda atau tamat marapulai dan tamat tafsir serta wisuda tahfidz tetap pada sakralnya.
Menurut Masrizal, yayasan berencana membangun ruangan lokal di lantai tiga bangunan utama pesantren.
Sedang bangku plus kursi sebagian sudah ada yang menyumbang. Yakni keluarga besar Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah sebanyak empat kursi.
"Kita butuh bantuan dari berbagai pihak, demi untuk terwujudkan ruangan kelas tersebut," ungkapnya.
Wisuda kali ini diikuti sebanyak 22 santri, dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Ada yang dari Singgalang, Tanah Datar, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan daerah lainnya.
Tokoh masyarakat Lubuk Pandan Mothia Azis Datuak Nan Basa mengucapkan selamat dan sukses kepada santri yang sudah menamatkan pengajiannya di pesantren itu.
"Ini keberkahan tersendiri. Berkah buat orangtua dan keluarga santri, juga berkah buat nagari dan daerah ini," kata anggota DPRD Padang Pariaman ini.
Pada kesempatan itu, Mothia Azis Datuak Nan Basa juga memberikan bantuan berupa empat kursi. Untuk satu kursi harganya Rp250 ribu.
Pimpinan Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Buya Marulis Tuanku Mudo menekankan pentingnya para santri menanamkan adab.
"Adab ke guru, adab ke semua orang, adalah lebih utama dari ilmu. Tinggi ilmu tanpa adab tak ada artinya," kata dia.
Untuk itu, katanya, para santri yang hari ini mengikuti wisuda, harus memprioritaskan adab ini.
"Jangan mentang-mentang sudah bergelar tuanku, lalu ada orang yang memanggil namanya saja, lalu marah. Ini tak baik, dan akan merusak ilmu kita sendiri," ungkapnya. (ad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H