Setiap orang punya hobi dan kesukaan terhadap sesuatu. Bisa saja setiap orang punya hobi yang banyak. Tentu hobi itu ada disukai istrinya, dan banyak pula yang tidak disukai oleh pasangannya.
Saya termasuk orang yang punya banyak hobi. Saya hobi main domino, tapi tidak berjudi. Lalu saya juga menulis di Kompasiana, di samping saya juga berprofesi sebagai jurnalis.
Lalu, olahraga bola kaki saya juga hobi. Di organisasi saya juga hobi dan senang, serta banyak lagi yang hobi.
Dari sekian banyak hobi saya, yang paling sering saya lakoni adalah menulis di Kompasiana. Tak siang, tidak pula malam, dan hampir sepanjang waktu saya sempatkan menulis.
Makanya, tema yang saya tulis tentang banyak hal. Kadang berupa berita. Kadang tulisan feature, dan acap juga saya nulis buah pikir sendiri dalam menyikapi suatu persoalan misalnya.
Saya menilai, hobi dan kerja menulis ini cukup didukung oleh istri saya. Tapi tidak dukungan sepenuhnya. Buktinya, ketika dia butuh tenaga saya dalam sebuah pekerjaan rumah, saya sedang menulis, dengan enak saja dia minta tolong bantuan.
Saya karena sedang asik menulis, kadang tak mengacuhkan sapaan istri itu. Lalu dia panggil lagi, sampai tiga kali panggil baru saya sahut panggilan itu.
"Buya ini hp ke hp jua yang dimainkan. Tolong bantu ini satu," ujar istri agak sedikit keras.
Padahal, dia tahu kalau suaminya sedang menulis lewat hp. Bukan memainkan hp dengan hal yang tidak ada gunanya.
Nah, lewat cara demikian saya menganggap hobi saya didukung istri tapi tidak dukungan sepenuhnya. Bagi saya itu sudah biasa. Sebab, kita menjalankan hobi sambil bekerja sedang di rumah.
Dan kebanyakan saya dalam menjalankan hobi menulis ini tidak di rumah. Maklum, wartawan itu jarang di rumah. Saya itu sejak jadi wartawan, hanya pergi dari rumah saja yang tahu istri. Pulang balik ke rumah itu tidak di ketahui entah pukul berapa.
Kadang pulang siang. Kadang sudah tengah malam baru tiba di rumah. Pernah juga dua hari tak pulang, tapi berkabar apa sebabnya.
Pengalaman tiga hari tak pulang itu faktor kebetulan. Berhubungan juga dengan hobi berorganisasi yang sejalan dengan jurnalis.
Tahun 2006, Saifullah Yusuf, Ketua Umum GP Ansor yang sedang jadi Menteri Daerah Tertinggal berkunjung ke Padang. Saya waktu itu Sekretaris GP Ansor Padang Pariaman langsung dikontak pengurus GP Ansor Sumbar untuk datang ke Padang.
Tiba di Padang dan bertemu dengan Gus Iful, begitu mantan Wagub Jawa Timur yang kini Walikota Pasuruan ini disapa banyak orang, diajak ikut rombongan ke Mentawai bersama Gus Iful.
Agenda di Mentawai membuka Raket bupati/walikota se Sumbar bersama Gubernur Gamawan Fauzi. Dasar hobi dan saya ikut. Padahal pakaian hanya satu yang dipakai. Tak ada persiapan pakaian sehelai pun, selain yang sedang dipakai.
Besoknya, baru saya kabari istri kalau saya sudah di Mentawai. Rencana mau nelpon saat berangkat, tapi puls tak pula ada. Buat SMS tak pula bisa, karena istri waktu itu belum punya hp. Yang ada hanya telpon rumah.
Untung Ketua PW GP Ansor Khusnun Aziz mau meminjamkan hp nya. Saya telpon ke rumah, mengabarkan kepergian ke Mentawai.
Tentu ini perjalanan hobi. Hobi berorganisasi dan hobi menulis. Pulang dari Mentawai saya buat laporan di media tempat saya bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H