Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sembilan Partai Sudah Jumlah yang Sangat Ideal

27 Juli 2022   22:12 Diperbarui: 27 Juli 2022   22:24 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan protokol di Jakarta sedang dihiasi oleh berdera partai politik dalam momen ulang tahunnya. (foto: dok damanhuri)

PKB pernah jaya dan menjadi partai tiga besar perolehan suara, karena berbasis di Jawa Timur, kantongnya NU.

Pemilu 2019, sepertinya sudah menghasilkan partai dengan jumlah yang ideal untuk sebuah Indonesia. Tak perlu lagi ditambah dengan hadirnya sejumlah partai baru.

Namun, kehadiran partai baru yang bisa pula ikut pemilu bersama partai yang ada di Senayan saat ini, adalah hak setiap warga, yang diatur dalam undang-undang.

Sepertinya, kehadiran partai baru, tak akan merubah jumlah partai yang akan tampil pada tampuk kekuasaan di Senayan nantinya.

Sembilan partai yang ada saat ini di Senayan; PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, PKB, Demokrat, PAN, PKS, PPP, dan NasDem sepertinya agak susah untuk dikalahkan pesaingnya dari partai baru.

Semua partai itu telah melewati sejumlah konflik internal dan eksternal, sudah dihantam gelombang pasang, dan tetap mampu bertahan dengan gejolak dinamika.

Kekuatan basisnya masing-masing akan menjadi kekuatan tersendiri di tengah masyarakat akar rumput, yang tentunya sulit untuk dilawan oleh pendatang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun