Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memasuki usia 24 tahun sejak lahir 23 Juli 1998. Beranjak dewasa, tentu menjadi landasan penting seiring dinamika yang terjadi di negara ini.
Spirit dan roh berdirinya partai ini sangat beda dengan kekuatan partai lainnya yang sama-sama hadir di awal reformasi tersebut.
Menjadikan partai nasionalis yang berbasiskan Islam adalah modal yang paling besar dalam mendeklarasikan partai ini di Ciganjur dulunya.
Kekuatan ulama menjadi penopang utama kehadiran partai pimpinan Gus Muhaimin Iskandar ini. Tak heran, berbagai macam wirid, doa dan istikharah dari banyak ulama hebat, ikut mengiringi kelahiran partai ini.
Pun, pasang surut dalam soal kepemimpinan di PKB terus berjalan, dan mewarnai langkah partai ini untuk berhadapan dengan internalnya sendiri.
Kekuatan Dewan Syuro yang dulunya sangat "angker", kini nyaris tak terdengar, meskipun ulama ditongokkan di jajaran pimpinan tertinggi itu tak hebat dari ulama yang telah mendahului kita semua.
Namun demikian, kekuatan dan karamah Gus Dur masih sangat kental dan mewarnai jalannya PKB hingga hari ini.
Dinamika internal, termasuk salah satu faktor kebesaran partai ini bisa bertahan, dan terus berjalan stabil secara nasional.
Sebab, ketika berdinamika atau saat terjadi probdan kontra, media memburu isyu yang tengah hangat itu.
Jadi kampanye gratislah PKB dijagat media massa. Ya, dinamika yang lentur, membuat ada keluar dan banyak yang masuk ke PKB, adalah sebuah perjalanan yang menentukan pentingnya sebuah manajemen konflik.