Dari Paguah Duku ke Duku Banyak, Nan Sabaris - VII Koto meskipun banyak lobang, tetap saja jalan itu ramai siang dan malam oleh kendaraan.
Sedangkan dari Kapalo Koto ke Lareh Nan Panjang Sungai Sariak sebagian sudah diaspal mulus, dan sebagian ditumbab saja.
Maklum, itu melewati kampung seorang tokoh yang ikut andil dalam menentukan arah "Padang Pariaman berjaya".
Padang Pariaman berjaya adalah visi kepala daerah saat akan memulai tugasnya sebagai bupati dan wakil bupati. Sebuah visi yang hebat tentunya dari Suhatri Bur - Rahmang dalam masa periode pertama jadi bupati yang dipilih lewat Pilkada 2020 lalu.
"Mari kita wujudkan Padang Pariaman berjaya. Dan ini merupakan wujud dari visi Padang Pariaman berjaya," kata dia dalam berbagai kesempatan.
Dan hampir setiap momen ada pidato, baik di kampung maupun di rantau, acaranya Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP), tak pernah lupa bupati, Wabup, dan para pejabat untuk menyebut Padang Pariaman berjaya.
Konsep itu sangat bagus. Adalah sebagai motivasi bagi pemimpin untuk terus berbuat dan menciptakannya, sehingga bisa terealisasi sesuai keinginan.
Namun, kalau hanya sekedar ucapan, dan terus menerus disampaikan, sementara tindakan arah menuju kejayaan itu tak tampak, akan jadi cerita lain.
Mari kita wujudkan Padang Pariaman berjaya, tapi jalan di kampung-kampung dibiarkan punah. Berlama-lama rusak dan membahayakan banyak orang. Tentu akan tidak ada artinya sebuah visi sebesar itu.
Parik Malintang, terutama jalan menuju kantor bupati yang jadi wajah Padang Pariaman tak tahu nasibnya akan diperbaiki oleh siapa.
Apakah pemerintah atau pihak BUMN yang sedang membuat proyek jalan tol, lantaran jalan di Pasa Dama itu hancurnya oleh truk yang bersilewaran mengangkut material.