Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan, adalah sekolah swasta menyediakan kelas madrasah, setingkat SMP dan SMA.
Boleh dibilang sekolah dengan sistem boarding school. Seluruh pelajar dan gurunya, menetap di asrama di lingkungan pesantren yang berdiri sejak 1940 M itu.
Uang sekolah relatif murah, bahkan jauh lebih murah dari sekolah swasta lainnya yang boarding school.
Meskipun murah, hasil didikannya luar biasa. Jadi berguna di tengah masyarakat, mewarisi tradisi keulamaan sejak dulunya.
Sekolah yang didirikan mendiang Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah (1908-1996) ini selalu memberikan yang terbaik buat anak didiknya.
Kini, uang sekolah di situ hanyak Rp75 ribu sebulan. Asrama, listrik, biaya guru sudah termasuk dalam hal itu. Hanya ada tambahan uang pembangunan Rp100 ribu setahun.
Sekolah berbasis surau ini terkenal membentuk karakter anak, mendidik pribadi taat beribadah, peka terhadap sosial kemasyarakatan.
Shalat berjamaah tiap waktu menjadi wirid dan tradisi rutin oleh seluruh keluarga besar sekolah ini. Dan itu warisan langsung dari mendiang Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah.
Jatuh bangun sekolah yang terletak di pinggir Sungai Batang Ulakan itu,vtak terlepas dari pengaruh dan kepemimpinan ulama.
Mendiang Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah dulunya sempat didampingi Buya Iskandar Tuanku Mudo, ulama nagari itu.
Sebagai pimpinan, Buya Iskandar Tuanku Mudo cukup cekatan, mampu melahirkan para santri yang hebat dalam dunia leadership.
Dia orang organisasi, sempat jadi Ketua PCNU Padang Pariaman, dan sempat melakukan pembaruan di pesantren itu, sebelum akhirnya dia wafat tahun 1994.
Tak lama, kedudukan Buya Iskandar Tuanku Mudo yang pernah jadi anggota DPRD Padang Pariaman dari Golkar itu selaku pimpinan digantikan oleh Buya Marzuki Tuanku Labai Nan Basa. Alumni Madrasatul 'Ulum asal Singgalang, Tanah Datar.
Dari 1994-2020 Buya Marzuki Tuanku Labai Nan Basa memegang peranan yang cukup penting di pesantren tersebut.
Pengalamannya yang sempat kuliah sebentar, tentu menjadi ajang kelangsungan Madrasatul 'Ulum berikutnya.
Dia terus mengayuh biduk pesantren itu, di tengah perginya sang inspirator, Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah pada 1996, atau dua tahun berjalan dia menetap kembali di pesantren itu.
Gonjang ganjing dan dinamika di internal dan eksternal pesantren, mampu dikendalikan Buya Marzuki Tuanku Labai Nan Basa dengan baik.
Setahun jelang dia wafat, dia suruh Buya Marulis Tuanku Mudo untuk mengulang kaji anak siak di pesantren itu, terutama yang kelas tujuh atau yang sedang jadi "marapulai kaji".
Buya Marzuki Tuanku Labai Nan Basa pun pergi setelah sekian hari mengalami sakit yang cukup berat, dan Buya Marulis Tuanku Mudo pun langsung dinobatkan sebagai pimpinan untuk masa depan pesantren itu.
Madrasatul 'Ulum adalah sekolah swasta yang bersifat terbuka. Era kepemimpinan tunggal, sejak kepergian Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, tidak lagi jadi sakti di pesantren itu.
Kini, boleh dibilang lembaga itu dijalankan bersama alumni, dengan memberikan mandat tak tertulis ke Buya Marulis Tuanku Mudo untuk menjalankannya.
Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan bersanad ke MTI Jago, lantaran Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah mengakhiri masa menuntut ilmunya di sekolah itu bersama Syekh Muhammad Djamil Jaho.
Juga punya pertalian ke Koto Tuo, Agam akibat Buya pernah dulunya bersama Tuanku Aluma. Kemudian juga tersambung dengan Syekh Abdurrahman Buntungan Tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H