Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maek, Nagari Seribu Menhir Itu

1 Juni 2022   00:24 Diperbarui: 1 Juni 2022   11:48 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan jejak itu masih terkesan seperti itu adanya. Konon, cerita pemilik warung di Simun itu, kedainya ini jati tempat peristirahatan dan perpisahan antara kuda beban dan mobil.

Dan kita kalau mau ke Maek pun seperti harus berhenti di Simun. Ya, sambil mendinginkan mesin motor, lantaran habis menempuh medan yang cukup berat.

Ada gerengan, sekalian minuman hangat dan dingin. Sebab, dari Simun ke Maek kita banyak menurun. Malah ada turunan yang cukup terjal, dan tentunya butuh kehati-hatian.

Setelah sekian kali bertanya, akhirnya sebelum waktu Zuhur masuk, kami sampai di komplek Menhir Koto Tinggi. Sepi tak ada orang yang bersua di situ.

Ada surau kecil di bagian sudut di ujung baratnya, tapi tak terurus. Lapangan yang luas itulah berserak batu dalam berbagai ukuran, yang disebut juga Menhir.

Bobby, begitu Burhanis Arfan disapa banyak orang menilai inilah kampung tertua itu.

Penyuka barang antik ini juga banyak menemukan bukti, betapa peradaban manusia di Maek ini jauh sebelum Masehi.

Namun, apa yang dia sampaikan tentu perlu perdebatan. Banyak bukti menyebutkan demikian, tak terlepas dari pelaku sejarah itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun