Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Syauqi Hadir Tepat pada Momennya

10 Mei 2022   17:12 Diperbarui: 10 Mei 2022   17:14 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho Syauqi yang beredar luas di kampungnya, Padang Pariaman Ramadhan kemarin. (foto dok damanhuri)

Besar di dunia aktivis dan jurnalis sejak usia sekolah dulu, membuat Syauqi selalu berada di kelompok oposisi.

Pemilik Kampoeng Roti Bandung ini hadir secara mengejutkan banyak orang di Kabupaten Padang Pariaman. Lewat sebaran baliho selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, Syauqi pun jadi buah bibir di tengah masyarakat.

Pria kelahiran 1969 di Pakandangan, Padang Pariaman ini punya banyak konsep dan ide kreatif untuk kemajuan kampungnya sendiri. 

Selasa (10/5/2022) dia bersama tokoh masyarakat Adrison Datuak Tunaro bersua dan bicara banyak hal dengan sejumlah rekan wartawan di salah satu rumah makan di Pariaman.

Bercerita soal dunia aktivis yang digelutinya di rantau semasa mahasiswa, membuat dia tak pernah lelah bergerak untuk sosial kemasyarakatan. 

Banyak pergerakan di berbagai kelompok mahasiswa dulunya, banyak dorongan dari kawan-kawannya untuk menentukan arah perjuangan itu sendiri. 

Sebab, perjuangan tanpa kekuasaan, tak akan ada artinya. Pembangunan banyak hal hanyak bisa dilakukan lewat kekuasan eksekutif dan legislatif.

Syauqi pun berpikir demikian. Tidak hanya rekan di rantau yang meminta dia ikut politik praktis, dunsanak di kampung pun berharap banyak pada dia untuk ikut membangun kampung halaman, Padang Pariaman ini. 

Menurut Syauqi, potensi Padang Pariaman sangat bagus, dan luar biasa banyak untuk dikembangkan. Hanya saja, sentuhan untuk kemajuan itu yang tidak dilakukan selama ini. 

"Soal wisata saja, tak tanggung-tanggung banyaknya, yang bisa dikembangkan untuk mendatangkan pemasukan bagi daerah," ulas dia.

Contoh saja sungai. Potensi sungai besar dan kecil, airnya jernih banyak di daerah ini. Tinggal kreativitas pemimpin yang memegang tampuk kekuasaan untuk nengembangkannya. 

"Pergerakan ekonomi itu, adalah datang orang luar ke kampung kita. Di situ membuat ekonomi bergerak dan berkembang," ujar dia.

Tentu, katanya, harus ada power dan politikal wil pemimpin, sehingga pengembangan potensi daerah itu punya dasar hukum yang kuat dan jelas.

Potensi yang ada di setiap korong dan nagari harus menjadi kekuatan, dan pemerintah daerah sebagai fasilitator dalam pengembangannya.

Jadi, katanya, untuk Padang Pariaman cukup tiga saja yang dikembangkan. Yakni, pertanian, perikanan dan semua jalan yang ada diperbagus.

"Pertanian yang begitu luas, dan dipunyai oleh seluruh kampung bisa dikembangkan dengan kesungguhan dan kreatif, daerah yang selama ini minus, akan surplus," ulas Syauqi.

"Dan demikian itu banyak kita temui di luar sana. Contoh saja Kampung Erofa dibuat di salah satu daerah di Jawa sana, mampu mendatangkan banyak pemasukan akibat dari kreatif masyarakatnya.

Syauqi tepat datang pada waktunya. Suksesi kekuasaan eksekutif dan legislatif itu digelar dua tahun lagi.

Sebagai seorang yang besar di dunia aktivis dan jurnalis, Syauqi telah menyiapkan konsep yang besar dan banyak untuk "dibeli" masyarakat nantinya.

Dari sekian banyak masukan dan pertimbangan yang cukup matang, Syauqi ingin memberikan sesuatu buat daerahnya.

"Kalau hanya untuk mencari uang, saya tidak mau. Cukup usaha yang selama ini saya geluti di rantau. Itu malah lebih daripada cukup," sebutnya. 

Namun ini, katanya, terkait panggilan untuk berbuat dan mengabdi. Ide yang bagus, dan kreativitas yang dilakukan tidak akan berarti, bila tidak lewat jalur kekuasaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun