Zakat fitrah merupakan rangkaian dari ibadah puasa Ramadhan, yang juga erat kaitannya dengan Shalat Tarawih.
Meskipun konteks hukum pelaksanaan zakat fitrah beda dengan Tarawih. Zakat fitrah wajib, sedang Tarawih hukumnya sunat.
Para ulama menerangkan, bahwa berpuasa tanpa membayar zakat fitrah, bagaikan burung tak bersayap.
Tentu tak bisa terbang, laksana burung normal, yang ada tubuh, sayap dan roh. "Tergantung saja puasa kita antara langit dan bumi, bila tidak berzakat fitrah di akhir puasa," sebut seorang tuanku kampung dalam ceramahnya jelang Shalat Tarawih.
Zakat fitrah juga disebut sebagai zakat jiwa, mensucikan diri. Zakat ini tak pakai nisab, seperti zakat harta. Setiap insan wajib melakukan zakat fitrah tersebut.
Misal seorang bayi lahir di penghujung Ramadhan, maka orangtuanya wajib membayarkan zakat fitrah sang bayi.
Zakat fitrah wajib dibayarkan tanggal satu sawal. Ketika matahari sudah terbenam, dan satu sawal sudah masuk, maka tertonggok wajib zakat fitrah setiap insan muslim.
Zakat fitrah adalah untuk merasakan nilai-nilai kepedulian. Memberikan rasa terhadap yang tidak berpunya, sehingga sempurna bilangan Ramadhan yang kita lakukan sebulan.
Zakat fitrah tidak menggugurkan zakat harta. Artinya, ketika kita sudah membayarkan zakat fitrah, kalau nisab harta kita sampai pula bilangannya, maka wajib pula dibayarkan.
Membayarkan zakat suami bagi keluarga istri, yang diantarkan ke kampungnya, adalah tradisi tersendiri di Piaman.