Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menapaktilasi Ramadhan dari Masjid Baiturrahmah ke Masjid Berkah

23 April 2022   00:28 Diperbarui: 23 April 2022   00:56 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya, perjalanan dari Pariaman ke Padang, Kamis (21/4/2022) yang saya lakukan bersama kawan-kawan bisa dibilang minal masjid ilal masjid.

Meskipun titik simpul perjalanan hari itu adalah menuntaskan persoalan salah satu kawan yang tersangkut di dialer mobil.

Namun, waktu Zuhur masuk kami sengaja mendatangi Masjid Baiturrahmah. Masjid nan rancak, membuat ibadah terasa nikmat di dalamnya.

Jamaahnya ramai. Kami sedikit terlambat, dan tetat shalat berjamaah bersama kawan dan jamaah lain yang juga terlambat masuk masjid.

Usai shalat, deretan saf paling belang penuh dengan orang duduk, tidur dan ada juga yang mengaji Alquran.

Maklum, suasana Ramadhan hari itu masih teriknya panas matahari, siang jelang sore itu.

Masjid yang terkesan mewah itu mampu menghadirkan banyak jamaah yang hadir dan shalat serta beribadah di dalamnya.

Terletak di Aie Pacah Kota Padang, tepatnya di komplek Universitas Baiturrahmah, masjidnya dibangun dengan arsitektur khas.

Lantunan ayat suci Alquran saling bersahutan dan bertingkah, membuat nyaman mendengarnya bagi yang tak sempat membaca tentunya.

Sejumlah anak muda, dan terkesan anak kampus menggunakan selularnya untuk membaca kitab itu.

Sementara, jamaah yang tua-tua lebih memilih kitab Alquran yang tersusun rapi di bagian depan mihrab masjid untuk dibaca, sebagai amalan tentunya sambil menunggu waktu shalat berikutnya.

Masjid memang dituntut bagus, dan jauh lebih bagus dari rumah masyarakat. Kondisi demikian, membuat jamaah betah dan nyaman beribadah di dalamnya.

Urusan kami belum selesai. Sambil menunggu kawan yang berurusan, waktu shalat Asar masuk, kami pun kembali menuju masjid itu.

Ramainya arus lalu lintas di by pas itu membuat kami juga terlambat. Pas salam terakhir, kami baru masuk area parkir.

Namun, shalat berjamaah tetap dilakukan dengan anggota jamaah yang terlambat. Suasana setelah shalat sedikit berbeda dari usai shalat Zuhur tadi.

Para pengurus masjid sibuk mengatur tempat takjil berbuka puasa, bagi yang ingin berbuka puasa di masjid itu.

Menikmati jelang berbuka puasa, para jamaah lebih banyak membaca kitab Alquran, dan sebagian ikut menempatkan air mineral kemasan yang tertumpuk di tempatnya, ke tempat berbuka.

Kami tak berbuka di situ. Urusan selesai, Agamuddin Koto mengabarkan kalau kita lanjut balik ke Pariaman.

Ikhlas Bakri langsung membelikan mobil ke arah tujuan berikutnya. Yakni Siteba dan Tunggul Hitam, mengantar seorang kawan yang tinggal di komplek itu.

Waktu buka puasa masih panjang. Ikhlas Bakri sedikit menambah laju mobil setelah dari tempat teman yang tinggal di Tunggul Hitam tersebut.

Rencana mengisi BBM di Padang tidak jadi. Melihat kondisinya, Pariaman masih tertampung oleh kesediaan minyak mobil.

Akhirnya bisa ditambah minyak di Pasar Usang. Dan kami memilih berbuka di Masjid Berkah, Nagari Toboh Gadang Timur.

Di sinilah letaknya perjalanan kami minal masjid ilal masjid. Nikmat puasa bertambah, ketika melepaskan puasa di masjid yang dibuat H. Djamaris tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun