Jadi, kita ikut awal puasa atas keputusan pemerintah, jangan ragu dan khawatir. Kita termasuk kelompok mayoritas dan terbesar tentunya.
Namun, kita tetap menghargai dan menghormati orang yang telah duluan atau belakangan tanggal satu Ramadhan-nya dari kita.
Yang paling penting itu, adalah mensyukuri atas nikmat Allah SWT yang telah mempertemukan kita dengan bulan yang penuh berkah ini.
Banyak teman, tetangga, kawan, bahkan dunsanak kita yang meninggal duluan dari kita.
Mereka tak bersua dengan Ramadhan tahun ini. Sedangkan kita, Alhamdulillah masih sehat dan berjumpa dengan puasa.
Dalam pengajian singkat setelah Shalat Isya berjemaah, ustad ini menyampaikan pentingnya masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas puasanya dari tahun ke tahun.
Nabi Muhammad Saw, kata dia, hanya sembilan kali Ramadhan berpuasa, sejak pertama kali datang perintah puasa hingga dia wafat.
Kita, malah ada lebih dari itu. Bahkan sudah 50 kali Ramadhan bersua ya. Tentu amat patut untuk dievaluasi, sejaumana tingkatan puasa dan ibadah Ramadhan yang kita kerjakan.
Nabi Muhammad Saw menyebutkan dalam hadisnya, betapa banyak hambaku yang puasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa selain haus dan lapar.
Artinya, kondisi ini tentu ada pada orang yang beramal tanpa ilmu pengetahuan. Tidak ada tempat sandarannya dalam berpuasa, sehingga tak menghasilkan amal ibadah bernilai pahala besar.
Ramadhan adalah bulan kita umat nabi. Seluruh anak ibadah berlipat ganda pahalanya. Bulan ini adalah bulan keberkahan yang amat luar biasa untuk umat muslim.