Elektabilitas Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar menukik turun, dan cenderung menurun akibat statemennya yang minta Pemilu 2024 ditunda.
Meskipun di survei lain, namanya paling tinggi untuk di Jawa Timur yang akan maju menjadi Capres dari kalangan NU.
Pergerakan dukungan arus bawah untuk pencapresan Gus Muhaimin sepertinya tersandung oleh komentar yang menginginkan penundaan pesta demokrasi 2024.
Orang menilai, Ketua Umum PKB ini belum mau berpisah dengan kekuasaan, dan cenderung mempertahankan, dengan alasan negeri sedang susah oleh pandemi.
Serta alasan lain yang sengaja diekspos luas di media massa. Sebelum komentar itu beredar luas, nama Gus Muhaimin luar biasa, dan sepertinya mampu mengalahkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Muhaimin tersandung oleh kerikil kecil, yang membuat pilihan poling Kompas pun berputar, dan tak menyebut nama dia.
Kecenderungan menurun itu juga dibarengi oleh sandungan dua anak buahnya yang ikut memperkuat Presiden Jokowi di kabinet.
Yakni, kebijakan Menaker Ida Fauziyah, keterangan Menag Yakut Cholil Qoumas yang sedang heboh sekarang di jagat media sosial.
Namun, di kasus Yakut Cholil Qoumas, PKB lumayan bertindak tegas, dan cepat mengambil peran, sehingga banyak juga orang memuji langkah PKB dan Muhaimin Iskandar.
Komentar PKB yang menyuruh Gus Yakut mundur, taubat dan mengakui kesalahan, amat luar biasa sekali dalam menaikan poin elektabilitas partai dan Gus Muhaimin Iskandar sendiri.