Tak lama Buya Marulis ini mengajar, datang panggilan tugas baru untuk mengajar di Koto Buruak Lubuk Alung.
Oleh Marulis ditunjuk Ja'far Tuanku Imam Mudo menggantikannya mengajar santriwati ini.
Dan santriwati pun terus bertambah, dan sampai menemui puncak ramainya di tahun 1990 an.
Ja'far pindah dan diminta mengajar di Pesantren Darul Ulum Padang Magek, santriwati Lubuk Pandan kian redup.
Puncak keredupan itu sampai titik nadirnya, dan santriwati pun habis. Dan kini rencana dihidupkan kembali.
Semua guru tuo dan pimpinan, dan tentunya pengurus yayasan yang menaungi pesantren juga setuju.
Tinggal eksekusi, dan kesiapan untuk penampungan asrama, tempat mandi, dapurnya pun harus di siapkan dari sekarang.
Rapat yang dipimpin Wakil Ketua Yayasan Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, Kasmir itu sorenya tiba Ketua yayasan Masrizal.
Langsung melihat lokasi rencana asrama, dan ruangan untuk bilik guru perempuan di lantai dua asrama depan.
Gambaran untuk membatasi ruangan itu pun diputuskan. Dibuatkan dipan tempat tidur, dan loteng untuk mengurangi rasa panas yang terik karena dekat atap dari ruangan itu.
Rapat yang berlangsung hingga petang itu tentu sekalian memberikan motivasi kepada seluruh guru tuo dan pengurus yayasan.