Peka terhadap sosial kemasyarakatan, adalah hasil pergulatan panjang dengan dunia jurnalistik yang saya rasakan manfaatnya.
Senang berkumpul, hobi berorganisasi juga bagian terpenting dari hasil kerja pewarta yang saya terima.
Sebab, berorganisasi dan jadi wartawan, dua bagian yang saling berkait berkulindan.
5W+1H yang populer sebagai dasar untuk seseorang jadi wartawan, di organisasi itu juga.
Kalau tak pakai itu, organisasi tak jalan. Vakum atau mati suri. Di dunia wartawan jangan coba-coba mengurangi 5W+1H, akan berhadapan dengan ancaman hukum.
Makanya, seorang wartawan sejati pasti gemar berorganisasi. Dan di organisasi itulah ketajaman analisis tulisannya kian mantap dan terasa.
Dua dunia itu pula yang membuat saya menikmati kebebasan. Bebas bersikap, bertindak, dan tentu sesuai koridor yang berlaku di jurnalistik dan organisasi.
Dunia digitalisasi yang sedang dinikmati saat ini, membuat pekerja pers semakin dibutuhkan.
Menghadirkan narasi dan edukasi yang mampu memberikan yang terbaik di tengah masyarakat.
Persaingan yang kian ketat, dan semakin menjamurnya berita hoax, sangat dibutuhkan pewarta yang punya idealis yang tinggi.
Hanya wartawan sejati yang mampu meminimalisir dampak perkembangan berita semau gue, yang tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik.
Sayang, dunia jurnalis berhadapan dengan pilihan yang amat sulit. Di satu sisi wartawan di tuntut untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta demokrasi.
Di sisi yang lain, tuntutan hidup yang kian susah, yang tak mampu dipenuhi dengan hanya mengandalkan profesi itu, akan menjadi pergolakan batin yang luar biasa.
Terutama terhadap ranah media di Sumbar. Sulitnya menegakkan etika dan moral di kalangan wartawan, karena faktor kehidupan itu yang jadi penghalangnya.
Hampir semua institusi dan kelompok masyarakat mengalami gertakan oknum wartawan yang menyalahi prosedur profesinya.
Sebagai pengurus PWI di daerah, saya sering menerima pengaduan ulah kawan wartawan yang dianggap menggerogoti pekerjaan kelompok tersebut.
Selalu setiap diskusi pers dengan banyak tokoh, yang jadi bahan ungkapan adalah wartawan yang membuat resah banyak orang.
Barangkali situasi dunia wartawan tak jauh beda dengan daerah lainnya di Indonesia.
Tentu PWI sebagai organisasi tertua dituntut untuk terus memperbaiki situasi ini, meningkatkan terus kemampuan dan dan sumberdaya wartawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H