Dan tokoh politik serta para menteri tentu tak asing kalau dalam momen HPN itu.
Setelah dari Jakarta 2009, saya kembali ikut di HPN 2014 di Bengkulu. HPN yang paling berkesan, jalan darat pulang pergi, malah terkesan berkeliling.
Berangkat malam dari Padang Pariaman lewat Linggau, lalu pulang menyisir Mukomuko dan keluar di Kota Padang.
Dua mobil rombongan PWI Pariaman yang di dalamnya juga ikut Humas Pemkab Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
Di samping ikut HPN, tentu kami juga memanfaatkan kedatangan itu dengan silaturahmi dengan PKDP Bengkulu. Sebuah paguyuban perantau Piaman yang selalu eksis di tengah masyarakat.
Banyak cerita dan informasi yang dibangun di antara kedua daerah ranah dan rantau.
Apalagi di Bengkulu terkenal dengan banyak warga Piaman yang mengadu nasib di sana.
Dengan hadir dan ikut HPN, kita semakin melihat peluang dan sekaligus tantangan dunia pers itu sendiri.
Pers yang intinya adalah kerja kontrol sosial, juga bagian terpenting kepekaan wartawan untuk masalah sosial lingkungannya.
Menjadi jembatan antara pemberi dan penerima, merupakan kepuasan batin tersendiri yang saya rasakan dalam menggeluti dunia media.
Lewat goresan tulisan berbentuk feature, para dermawan merasa dapat tempat untuk berbuat, meringankan beban orang susah di tengah masyarakat.