Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuldiana, Bidan Desa yang Mampu Memposisikan Dirinya sebagai Bagian dari Masyarakat

6 Februari 2022   08:55 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:10 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan adalah faktor penunjang segala-galanya dalam hidup dan kehidupan. Tak heran, bila kondisi badan kurang enak, rumah sakit dan tempat praktek bidan atau dokter jadi sasaran pengaduan.

Khusus di Korong Tembok dan Palembayan, Nagari Sintuak, masyarakat lebih memilih memakai jasa bidan desa. Terutama di luar jam kerja.

Seperti malam, misalnya rumah bidan itu selalu ada dan di datangi pasien dari dua kampung tersebut.

Yuldiana nama bidannya. Terbilang lama menetap dan tinggal di kampung itu. Tampak dia sudah berbaur betul dengan masyarakat Sintuak, Kabupaten Padang Pariaman.

Bermula dari tempat praktek yang kecil, sesuai standar rumah bidan desa, Yuldiana dikabarkan sudah menetap sejak gadis atau setelah tamat pendidikan.

Sejak setahun terakhir, sebuah rumah miliknya telah di tempatinya. Masih di Korong Palembayan, di sebuah lokasi perumnas.

Dia bersama keluarganya tak lagi tinggal di rumah dinas, melainkan langsung buka praktek di rumah barunya itu. Bila malam, ada saja warga yang datang, memeriksa kesehatannya.

Sulit rasanya mencari bidan desa yang sebanding dengan Yuldiana. Betah dan bahkan jadi warga setempat.

Generasi sekarang, mungkin tak lagi mengira kalau Yuldiana adalah seorang bidan asli Kota Pariaman. Sebab sudah bertahun-tahun lamanya dia mengabdi di kampung yang berbatasan dengan Lubuk Alung tersebut.

Kegiatan sosial kemasyarakatan di dua kampung itu, sudah jadi bagian dari kehidupan sosial kemasyarakatan bagi ibu empat orang putra-putri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun