Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Duet KH Miftachul Achyar dan Gus Yahya Kembalikan Kejayaan NU

25 Desember 2021   08:23 Diperbarui: 25 Desember 2021   08:38 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH Ahmad Khambali foto bersama di stan PWNU Sumbar. (foto dok khambali)

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) PBNU 2021-2026, dalam Muktamar NU ke-34 Lampung, 22-24 Desember.

Ucapan selamat disampaikan Kyai Akhmad Khambali, Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom yang juga Ketua Umum Gerakan Mitra Santri Nusantara (Gema Santri Nusa) pada Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Majlis Sholawat Ahlul Kirom menyampaikan selamat atas terpilihnya Abah Yai Miftachul Achyar dan Gus Yahya untuk duet Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.

Kyai Khambali juga memuji keberhasilan gelaran Muktamar ke-34 yang berlangsung aman dan damai serta Sejuk.

"Kami mengapresiasi dan salut atas setiap tahapan dalam Muktamar NU yang berjalan dengan baik, demokratis dan sejuk," kata dia, Sabtu (25/12/2021). 

Prinsip musyawarah mufakat dijunjung tinggi seperti dalam pemilihan Rais Aam PBNU melalui Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA).

"Kita yakin, NU mampu memimpin orkestra kolaborasi seluruh potensi yang dimiliki warganya yang tersebar di berbagai tempat. Perubahan zaman menuntut kolaborasi," sambung Kyai Khambali.

Majlis Sholawat Ahlul Kirom dan Gema Santri Nusa, lanjut Kyai Khambali, siap berkolaborasi dengan NU untuk mengawal umat.

"Gema Santri lahir dari rahim NU yang notabene kalangan santri dan pemberdayaan pesantren, dan Majlis Sholawat Ahlul Kirom berkewajiban untuk berkolaborasi dengan NU," katanya.

Terutama, katanya, dalam mengawal perubahan di tengah masyarakat, terkait membumikan sholawat di bumi nusantara, mengetuk pintuk langit, meraih syafaat Rasul sebagai tradisi NU.

Dengan terpilihnya duet Abah Yai Miftachul Akhyar dan Gus Yahya, harapannya kembali marwah NU dari para politisi yang akan melemahkan dan menurunkan harkat dan martabat Jam'iyyah Annahdliyyah di mata dunia internasional. 

"Apalagi kita mengusung tema muktamar, menuju peradaban dunia," ujar Kyai Khambali yang juga pengurus Sarbumusi NU.

Dia mengajak, mari benahi tata kelola manajemen NU secara profesional, dan jauhkan dari oknum yang selalu menjual NU. 

NU dilahirkan sebagai wadah berhimpun para ulama yang senantiasa memberi maslahah untuk kepentingan bangsa dan dunia.

Pasca Muktamar, mari saling bergandengan tangan menyongsong era baru. "Kita akan menghadapi era 5.0 dan pergeseran geo politik yang penuh intrik, dan manuver demi kerasukan sebuah negara," ungkapnya. 

NU sangat berperan besar dalam hal ini, namun perlu dibarengi dengan kesejukan batin dengan banyak bersholawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun