Gitu aja kok repot! Kata-kata ini mengingatkan semua orang di jagat ini akan seorang Bapak Bangsa, KH Abdurrahman Wahid.
Dia yang mempopulerkan, dan dia pula menyebabkan joke itu jadi familiar dan jadi buah sebutan banyak orang saat ini.
Saat Gus Dur, panggilan akrab Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tiga periode ini sudah tidak ada lagi.
"Iya juga kata Presiden Gus Dur. Gitu aja kok repot," kata seorang yang tengah berdiskusi dalam menyikapi berbagai persoalan kompleks yang tengah melanda bangsa ini.
Oleh Gus Dur sendiri, kata demikian bukan sekedar ucapan, dan bukan pula dia memandang enteng persoalan yang ditanyakan banyak orang ke dia, lalu dia jawab gitu aja kok repot.
Tetapi, memang kapasitas cucu pendiri NU KH Hasyim Asy'ari ini memang lebih besar dari persoalan dan bangsa ini. Dia pandai dan mampu memposisikan dirinya, sehingga setiap statemen yang dilontarkannya orang harus melihat, berpikir ini Gus Dur bicara dalam kapasitas apa dan siapa.
Meskipun dia dipilih oleh anggota DPR jadi Presiden, kritikannya kepada lembaga legislatif itu tetap saja dilakukannya, pada saat kelakuan anggota dewan harus dikritik.
Sempat populer anggota dewan bagaikan taman kanak-kanak. Ini jawaban Gus Dur ketika banyak wartawan bertanya menyikapi dinamika sidang dan paripurna dewan kala itu.
Belakangan, banyak tokoh dan praktisi menilai, ia juga kata Gus Dur. DPR itu laksana anak TK.
Dan akhirnya, orang tahu bahwa Gus Dur adalah betul-betul tokoh independen. Tak terpengaruh dengan apapun jua. Saat dua kadernya jadi Menteri dalam kabinet Presiden SBY pertama, Gus Dur tetap melakukan kritikan kepada pemerintah yang sedang berjalan.