Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Dari Nasi Kapau Uni Cah hingga Mie Aceh Buk Dewi

16 November 2021   08:21 Diperbarui: 16 November 2021   08:23 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Mie Aceh di jalan Arifin Ahmad Pekanbaru. (foto dok ikhlas darma murya)

Banyak cerita dan diskusi yang selesai dipecahkan selama dalam perjalanan dan istirahat. Tentu persoalan komitmen dan kebersamaan yang telah lama dirintis jadi bahan yang paling sering diperdebatkan.

Begitu juga persoalan dinamika sosial di Pariaman, hiruk pikuk konferensi PWI yang baru saja selesai, hingga percaturan politik "urang awak" di bumi Lancang Kuning juga jadi bahan diskusi tersendiri dalam mobil.

Cerita menarik yang sesekali membuat gelak tawa pecah, sambil musik Batak yang enak di dengar, membuat mata tak boleh terpicing dalam jarak tempuh sekitar 300 kilometer tersebut.

Selesai mengisi BBM dan masuk penginapan, Oyong kembali memutar mobilnya. Waktu yang hampir dini hari itu tertuju ke Kopi Acek Buk Dewi di jalan Arifin Ahmad.

Oyong menyebut Mie Aceh yang satu itu paling enak di dunia. Dalam setiap dia pulang ke Pekanbaru, selalu membawa kawan-kawannya ke tempat itu.

Dan terbukti memang enak. Malam itu kami pengunjung kedainya yang terakhir. Habis itu, Buk Dewi langsung tutup. Enaknya Mie Aceh yang satu ini, agaknya berbarengan dengan enaknya Nasi Kapau Uni Cah.

Saking enaknya kedua kuliner ini, hanya dua tempat itu yang kami singgahi dua kali dalam soal makanan. Keenakannya, tak kemana disebutkan. Cerita kecewa dari dinamika perjalanan, seketika hilang ditelan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun