Pengurus Wilayah Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (PW LAZISNU) dalam menjalankan tugasnya perlu membangun akuntabilitas, tata kelola, trust (kepercayaan) muzakki dan warga Nahdiyin.
Kehadiran LAZISNU di NU Sumatera Barat merupakan moment sangat penting, tidak saja untuk Lembaga NU, tetapi juga untuk warga Nahdiyin secara khusus, dan masyarakat Sumatera Barat secara khusus.
Demikian diungkapkan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat Prof. Ganefri, pada rapat perdana pengurus LAZISNU dengan pengurus NU yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (3/8/2021) malam.
Turut hadir Mustasyar Prof. Asasriwarni, Katib Joben, Sekretaris Suleman Tanjung, Ketua PW Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Sumbar Prof. Martin Kustati.
Menurut Ganefri, LAZISNU merupakan lembaga pelaksana NU yang mengelola kegiatan berkaitan dengan pengelolaan zakat, infak dan sedekah umat. Baik dari sisi pengumpulan maupun pendistribusiannya kepada yang berhak nantinya.
Dikatakan Ganefri, dengan lembaga ini warga NU dapat membantu. Potensi dana zakat, infak, sedekah warga NU sangat signifikan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan, terlebih lagi dengan kondisi covid-19 ini. Tentu ada warga Nahdiyin yang memerlukan bantuan.
"Disamping untuk membantu orang yang sangat memerlukan bantuan, kehadiran LAZISNU juga penting untuk bisa menjadi penggerak ekonomi bagi usaha mikro yang memerlukan dana. Diperlukan kerjasama lembaga ini dengan lembaga sejenis, tidak saja di tingkat Sumbar dan daerah, tetapi juga dengan lembaga serupa yang ada di pusat (Jakarta), lembaga bantuan kemanusiaan internasional," kata Ganefri yang juga Rektor Universitas Negeri Padang ini.
Dikatakan, LAZISNU juga bisa dialokasikan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia dengan mengalokasikan dana untuk beasiswa. Lembaga serupa yang ada di UNP, misalnya, bisa menghimpun Rp1 miliar satu tahun, yang berasal dari dosen dan pegawai untuk membantu UKT mahasiswa.
LAZISNU juga menyasar warga NU yang ada di UNP, UIN, Kemenag dan tempat lainnya. Ini merupakan sumber potensial.
"Untuk itu, pengelola harus menerapkan management yang baik dengan memanfaatkan teknologi. Pengurus bisa belajar dari NUCARE dan LAZISNU di daerah lain, bahkan dengan lembaga serupa lainnya.
Ketua PW Lembaga Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lapeksdam) NU Sumbar Aidil Aulia menyambut baik terbentuknya Lazisnu Sumatera Barat. Ini merupakan pengejawantahan kerja-kerja sosial NU Sumatera Barat untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat, di samping kerja-kerja keagamaan.
"Kita menyambut baik langkah PWNU dan diharapkan bisa berkoordinasi dengan NU Care PBNU agar programnya menjadi sinkron dengan agenda keummatan kaum nahdiyin dan masyarakat Indonesia secara umum.
Ketua Pengurus LAZISNU Sumbar Dr. Yasrul Huda siap menjalankan program kerja LAZISNU sebagaimana yang diarahkan PWNU Sumbar.
"Dengan dukungan pengurus, warga nahdiyyin dan umat insya Allah berupaya menjalankan tugas dari LAZISNU ini. Masukan dan saran dari berbagai pihak demi kemajuan LAZISNU ini kita terima," kata Yasrul yang akrab disapa Udo yang kini menjabat Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Imam Bonjol.
Pengurus LAZISNU Sumbar masa khidmat 2020-2025 diketuai Dr. Yasrul Huda, Wakil Ketua Roni Andespa, Sekretaris: DR. Andri Ashadi, Wakil Sekretaris: Rahmat Satria Dinata, Bendahra Rahmawati, Anggota M. Yasir Arafat, Lilis Harinati Hasibuan, Bahsori.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H