Mohon tunggu...
Lalu Ahmad
Lalu Ahmad Mohon Tunggu... -

الفقير إلى الله

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena Fatin

18 Juni 2013   04:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:51 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar apa kata Rasulullah saw.: Dari Abu Sa’id al-Khudri ra. berkata, Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang kau maksudkan?” Nabi saw. menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka”. (HR Bukhari-Muslim)

Idola, fitrah manusia

Mengidolakan sesuatu atau seseorang itu adalah fitrah manusia. Selalu ada sisi dalam diri kita untuk memuja atau mengagumi sesuatu atau seseorang di luar diri. Poin inilah yang dibidik oleh Simon Cowell (yang membesut X Factor) dan orang-orang yang setipe dengannya untuk mengorbitkan idola-idola baru dan mereguk keuntungan materi darinya. Muncullah berhala-berhala baru dalam dunia entertainment yang dielu-elukan hingga histeris dan pingsan. Semua perilaku, gaya berpakaian dan pola hidupnya ditiru. Remaja yang cenderung rentan, menjadi objek sasaran  utama.

Muslimah menjadi satu di antara jutaan remaja yang menjadi incaran tersebut. Fatin hanyalah salah satu dari jutaan muslimah yang memimpikan ketenaran tersebut. Dunia entertainmen ada untuk menciptakan idola-idola baru bagi remaja. Hingar-bingar gemerlap lampu panggung dan teriakan histeris para fans, menjadi candu. Berbondong-bondong remaja ingin seperti Fatin, muslimah dengan kerudungnya. Bagi yang tak bisa seperti dirinya, cukup dengan mengirim sms dukungan demi Fatin supaya menang. Mereka menganggap bahwa ‘pertarungan’ Fatin dan Novita adalah pertarungan ideologi, Islam dan Kristen. Benarkah?

Sekarang Fatin menang, so what? Tak ada yang berubah dalam kehidupan umat Islam. Yang ada adalah Fatin menjadi terkenal dan terikat kontrak milyaran rupiah. Penyelenggara pun bernafas lega dan puas karena pundi-pundi mereka gendut dari aliran sms yang jumlahnya sangat jauh lebih fantastis daripada hadiah uang, mobil dan kontrak rekaman yang diterima oleh para pemenang. Remaja Indonesia pun mempunyai idola baru, Fatin pun berhasil mengejar impiannya menjadi penyanyi dan terkenal.

Muslimah berkerudung yang dulu identik dengan ketaatan seorang hamba pada Rabbnya sekarang menjadi penghuni baru panggung hiburan. Baju berbalut busana takwa tapi pergaulan siapa bisa menduga? Di balik hingar bingar usainya ajang X Factor, sungguh terbersit khawatir dan sayang pada sosok Fatin yang lugu. Akan setegar apa dia bertahan di dunia hiburan yang serba bebas itu? Saat ini saja dia terjamah dengan mudah untuk dipeluk dan dicium oleh lawan jenis.

Ketenaran telah dia raih. Besar harapan dia akan kembali ke sekolah dan menjadi anak SMA yang lugu dan cerdas untuk kembali menyadari hakikat dirinya sebagai muslimah. Bila itu terjadi, hal tersebut akan menjadi gebrakan besar dalam dunia entertainment bahwa seorang muslimah telah ‘kembali’. Ingatlah, bahwa apapun langkah yang diambil Fatin menjadi contoh bagi jutaan remaja muslimah di penjuru negeri. Takutlah kita pada apa saja yang akan menjadi penghantar bagi beratnya langkah menuju surga ataukah ringannya langkah menuju tempat sebaliknya.

Finally…

Kita tak bisa berharap banyak bahwa Fatin akan ‘kembali’ untuk menjadi muslimah yang menjaga kehormatan dirinya agar tak mudah terjamah lawan jenis. Dunia yang telah diniati untuk diterjuninya telah mengharuskan semua penghuninya untuk menanggalkan rasa malu itu. Hanya seruan saja pada para remaja muslimah yang lain untuk berhati-hati dalam memilih idola.

Sobat gaulislam, Islam itu bukan dilihat dari pemeluknya. Fatin tidak selalu mencerminkan Islam itu sendiri. Akan jauh lebih bijak bila kita belajar Islam dari sumbernya sendiri. Bagaimana al-Quran dan as-Sunah telah memberi batasan tentang pergaulan dan makna prestasi bagi seorang muslim. Dunia ini memang melenakan kawan. Tak banyak yang bisa selamat dari pusaran dunia yang terlihat indah nan gemerlap ini. Tapi semoga saja, di antara yang tidak banyak itu kita menjadi salah satu di antaranya.

Prestasi sejati bukanlah di panggung hiburan. Selain itu, ada banyak lahan yang bisa kamu pilih. Tentu saja, pastikan pilihan prestasi itu menjadikan diri mulia, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak. Remaja muslim sejati adalah mereka yang kuat akidahnya dan taat syariat. [ria | riafariana@yahoo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun