Mohon tunggu...
Damai Purba
Damai Purba Mohon Tunggu... Administrasi - Travel for another knowledge

Membuana dalam kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Pengembara

31 Agustus 2017   12:28 Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:50 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melihat ketakutan yang terpancar di wajah-wajah para pemimpin dunia ini, ia takut menghadapi kenyataan bahwa mulutnya telah mengucap sebuah janji yang bahkan ia sendiri tidak pernah tau apakah janji itu adalah sebuah kenyataan atau hanya obralan palsu yang dilayangkan untuk membuat kebahagiaan semu bagi para pengikutnya.

Aku melihat kegelisahan dihati para pencinta tahta!! Aku melihat sebuah pengorbanan tiada berujung dalam setiap langkah yang ia ambil, pengorbanan yang hanya dia dan Tuhan yang tau, apakah itu sebuah pengorbanan atau sebuah kebodohan.

Aku melihat raut-raut wajah yang menuntut keadilan dalam hidupnya. Wajah-wajah yang meminta keadilan, sebuah keadilan yang tidak akan pernah ia peroleh dari para pengejar tahta!!

Aku melihat sebuah kemarahan yang tiada berujung dari anak-anak yang mengharapkan kasih sayang dari sang Ayah pemabuk cinta!!!

Kita didalam lingkaran setan yang tidak berujung. Dimana kita akan mencari sebuah kejujuran yang keluar dari mulut? Sebuah hati yang menerima dengan tulus? Sebuah sentuhan yang memberi dengan ikhlas? Dan sebuah cinta yang tidak didasarkan atas nafsu?

Seorang pengembara sedang mencari dan percaya diujung jalan sana akan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan.

Dan aku melihatnya... melihat semua jawabannya, ada tujuan dari hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun