Mohon tunggu...
Damai Risma Damara
Damai Risma Damara Mohon Tunggu... Musisi - suka beropini saja

Mahasiswa UAD ILKOM 2019

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seberapa Pentingkah Pemain Keturunan Membela Timnas Indonesia dan Bagaimana Kinerja Shin Taeyong?

16 Januari 2022   14:23 Diperbarui: 16 Januari 2022   15:18 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia di Piala AFF 2020/ foto: AP photo

Belum lama ini, Sekretaris Jendral PSSI Yunus Nusi memberitahu bahwa keempat pesepak bola keturunan Indonesia akan segera dirampungkan berkasnya agar dapat secepat mungkin membela Timnas Indonesia. Keempat pemain tersebut yaitu Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen. 

Mereka berempat bermain di Eropa, Sandy Walsh yang saat ini bermain di liga utama Belgia bersama KV Mechelen, Jordi Amat juga bermain di liga utama Belgia bersama K.A.S Eupen, Mees Hilgers saat ini bermain bersama FC Twente di liga utama Belanda, dan Ragnar Oratmangoen juga bermain di liga utama Belanda bersama Go Ahead Eagles.

Timnas Indonesia sudah banyak melakukan naturalisasi pemain seperti, Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, Christian Gonzales, dll. Tetapi prestasi yang didapatkan Timnas Indonesia juga tidak kunjung mendapatkan hasil yang baik. 

Terakhir berlaga di Piala AFF 2020, Timnas Indonesia kembali mendapatkan peringkat runner up, sehingga jika ditotalkan Timnas Indonesia sudah mendapatkan 6 kali runner up.

Namun Piala AFF lalu bukan menjadi target utama PSSI untuk menjadi juara. Timnas Indonesia menurunkan skuad mudanya bahkan menjadi skuad termuda dalam gelaran Piala AFF 2020 dengan rata-rata usia 23 tahun. Sementara musuh di final yaitu Thailand membawa skuad pemain dengan rata-rata usia 28 tahun. Jika kita lihat, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong cukup merubah kultur budaya sepakbola Indonesia. 

Salah satunya regenerasi pemain Timnas Indonesia yang diajarkan kultur budaya sepak bola bermain cepat bola pendek. Yang sampai saat ini diketahui banyak penikmat bola Indonesia, Timnas Indonesia selalu memperlihatkan permainan bola atas atau long ball. 

Sebenarnya strategi itu dapat efektif bila sesekali digunakan. Tetapi jika sejak jalannya pertandingan bermain long ball, maka besar kemungkinan kita tidak akan menguasai pertandingan dan akan lebih banyak bertahan. Sedangakan pepatah lama mengatakan, bahwa "menyerang, adalah cara terbaik untuk bertahan".

Jika kita lihat dalam babak fase grup Piala AFF 2020, Shin Tae-yong selalu menggunakan formasi dan strategi yang berbeda di setiap pertandingannya. Hanya melawan Vietnam, Shin Tae-yong menggunakan formasi "parkir bus", sedangkan dipertandingan lainnya Timnas Indonesia dapat menguasai pertandingan dengan baik. Tetapi saat Indonesia berlaga melawan Thailand pada leg pertama, Shin Taeyong kembali menggunakan strategi "parkir bus". 

Banyak sekali penonton dan pengamat bola rupanya agak kecewa dengan pemilihan strategi Shin Tae-yong di laga leg pertama kali ini. Terlebih hasil akhir pertandingan Indonesia kalah 4-0. Padahal jika kita menonton pertandingan semi final antara Vietnam dan Thailand, dapat terlihat bahwa Thailand tidak sekuat yang kita kira.

Thailand tidak banyak dapat melakukan penguasaan bola saat melawan Vietnam. Seharusnya Shin Tae-yong lebih berani menerapkan formasi menyerang dibandingkan bertahan saat melawan Thailand. Karena hal itu terbukti pada leg kedua final Piala AFF 2020. 

Timas Indonesia menggunakan formasi menyerang dan berhasil menahan imbang Thailand dengan skor 2-2. Apabila Shin Taeyong menggunakan formasi menyerang pada leg pertama, ada kemungkinan Timnas Indonesia dapat mengimbangi permainan Thailand.

Sampai sejauh ini, bisa dilihat progres yang baik Timnas Indonesia. Para pemain dengan usia muda sudah ditanamkan kultur pemainan bola pendek dan menyerang. Apalagi ditambah 4 pemain keturunan yang akan segera dapat membela Indonesia di pertandingan berikutnya. Namun banyak yang mempermasalahkan dengan adanya kembali pemain naturalisasi Indonesia. Karena banyak masyarakat yang mempertanyakan bukti yang baik dari hasil naturalisasi. 

Namun Shin Tae-yong sempat menjelaskan pada podcast Deddy Corbuzier, bahwa keempat pemain ini bukan di naturalisasi melainkan hanya berganti kewarganegaraan. Karena Shin Tae-yong hanya menginginkan pemain yang dapat dibuktikan garis keturunannya dengan darah Indonesia.

Menurut saya, ada poin penting dari program naturalisasi yang dijalankan Shin Tae-yong. Pertama, keempat pemain ini bermain di Eropa. Dengan adanya mereka di Timnas Indonesia, tentunya berdampak positif dengan pola permainan nantinya. 

Dapat kita lihat permainan Liga 1 Indonesia, dengan Liga 3 di Inggris. Sangat berbeda jauh dan lebih dapat dinikmati jika menonton Liga 3 Inggris. Maka dari itu, kedatangan pemain naturalisasi ini diharapkan dapat berdampak baik kepada permainan Timnas Indonesia kedepannya. 

Kedua, Timnas Indonesia selalu kekurangan dalam posisi striker. Tidak ada yang cocok dan mumpuni setelah yang terakhir kali Christian Gonzales dan Bambang Pamungkas yang dapat berkontribusi sebagai striker haus gol. Ditambah lagi, Liga 1 Indonesia saat ini banyak sekali tim yang memilih menggunakan striker asing daripada striker dalam negeri. Sehingga mereka para striker lokal kehilangan jam terbang bermain dan tidak dapat berkembang apalagi membuktikan jika dirinya dapat bermain baik. Sehingga Timnas Indonesia mendapatkan pembelajaran dari Ragnar Oratmangoen (pemain yang akan dinaturalisasi). 

Yang paling penting adalah ketika keempat pemain naturalisasi sudah bisa berlaga bersama Timnas Indonesia, banyak agen-agen klub luar negeri yang memantau pertandingan Indonesia. Sehingga akan banyak membantu pemain lokal yang dapat abroad atau bermain di luar negeri. Selain itu Shin Tae-yong juga banyak membantu pemain Indonesia untuk bermain di luar negeri. Salah satunya yaitu Asnawi Mangkualam yang saat ini bermain di Ansan Greeners K-League 2.

Dapat disimpulkan, bahwa Timnas Indonesia saat ini di era Shin Tae-yong merupakan sebuah kemajuan bagi persepakbolaan Indonesia. Hal ini dibuktikan saat ini rangking Fifa Timnas Indonesia beranjak naik ke urutan 164, setelah sebelumnya hanya pada urutan 175. 

Selain itu sedikit demi sedikit, masa depan Timnas Indonesia terlihat mulai baik karena program regenerasi yang berjalan dengan lancar. Dengan segala dukungan dari berbagai pihak, maka tidak ada yang tidak mungkin, jika Indonesia dapat berlaga di Piala Dunia nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun