Pilar berikutnya, berkaitan dengan peningkatan kapasitas kilang dan petrokimia. Selain upgrade atau RDMP kilang di Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan lainnya, Pertamina juga akan meningkatkan kasitas kilang dengan membangun kilang baru di Tuban dan Bontang. Masing-masing mampu menghasilkan 300 ribu barrel per hari dengan standar Euro 5 (Singapura masih Euro 3). Peningkatan kapasitas juga akan dilakukan dengan mengembangkan produk inovatif yang memiliki keragaman pilihan. Strategi ini diharapkan dapat memenuhi produksi BBM sejumlah 2,2 juta barrel pada 2025, agar Indonesia tak perlu impor lagi. Syukur bisa ekspor!
Namun, semua strategi di atas akan sia-sia jika satu per satu upayanya "dipatahkan", baik oleh "mafia migas" maupun ketidakpedulian kita terhadap perjuangan Pertamina. Keberhasilan Pertamina kalahkan Petronas dan mencapai laba tertinggi sejak Pertamina berdiri, jangan lantas membuat puas. Tak ada yang bisa menebak ada aral apa yang sudah menanti di depan sana. Akankah Pertamina benar-benar mampu mewujudkan kemandirian energi nasional?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H