Mohon tunggu...
Damae Wardani
Damae Wardani Mohon Tunggu... broadcaster, MC -

"Write to look for the meaning of life." Tinggal di http://jalandamai.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Pendekar WeGI di Jalanan Ibu Kota

2 Mei 2016   13:16 Diperbarui: 3 Mei 2016   22:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trash Free Day session 2 bersama Wegi. Berbeda dengan sebelumnya, pada event kali ini mendemonstrasikan busana dari plastik karya geraicantique.com 

Seorang ibu muda dengan stroller bayi, entah kenapa, sama sekali tak mau menatap saat aku mendekatinya. Lebih tepatnya,"buang muka" kali ya. Seakan aku ini seram, jahat, menakutkan, atau ada sesuatu yang tidak beres dengan wajahku. Padahal aku belum berucap sepatahkata pun. Lamat kuperhatikan dari hijab dan bajunya saja sudah terlihat,"Oh, ini wanita dari kalangan menengah-atas. Lelaki tinggi putih dengan bayi imut di gendongan itu pasti suami dan anaknya", suaku di hati.

Tahukah kau apa reaksinya saat kalimat pertamaku terlontar? "Halo, selamat pagi, mbak..Kami dari Komunitas Wegi..", begitu aku coba menyapa dengan amat ramah. Kontan dia menarik baju suaminya, memberi isyarat untuk pergi meski wajah suaminya tampak penasaran dengan lukisan-lukisan yang terpajang. Tanpa sepatah kata pun, keduanya berlalu meninggalkanku, tentu bayinya serta merta dibawa. Dan, aku bengong.

Tak berapa lama,seorang ibu muda (juga), tampaknya dari kalangan berada (juga), menggandeng putra-putrinya sekira usia TK dan SD kelas 1, justru mendekatiku. Antusias sekali. Bertanya dari A-E tentang Wegi dan kegiatannya pagi itu. Bahkan ia bercerita sekolah anaknya yang punya Bank Sampah, juga sering mengajari atau memberi tugas muridnya untuk membuat kerajinan. "Saya pernah membantu anak saya ini bikin celengan dari bekas kaleng susu", katanya penuh semangat.

Coba tebak, apa yang terjadi kemudian? Tanpa diminta, ibu dan kedua anak itu merapat ke samping Kang Opik yang sedang mengajari cara membuat lukisan kaleng. Mereka duduk bersila diatas aspal tanpa alas. Spontan mengambil guntingan kaleng dan ikut melukis dengan peralatan yang kami sediakan. Sang ibu, sembari terus bertanya inidiapakan, habis itu ngapain.. juga mengawasi anaknya yang paling kecilmemainkan gunting dan cutter.

Dua potret interaksidi atas hanya sepotong cerita dari aksi #TrashFreeDay #GenerasiHijau bersama Komunitas We Green Industry (WEGI), Pemuda Pecinta Lingkungan Sukabumi (PPLS),dan Jagabumi Tangerang. Tepatnya aksi kedua, 24 April 2016. Memperingati Hari Bumi yang jatuh dua hari sebelumnya, sekaligus mengajak masyarakat Jakarta untuk memungut sampah yang berserakan di sekitar CFD Bundaran HI.

Sementara aksi perdana #TrashFreeDay digelar 2 bulan sebelum itu. Persis setelah Wisata Edukasi Green Industry di PT Semen Padang, 20 Maret 2016. Bayangkan lokasinya: sekira 5 langkah dari jembatan penyeberangan, depan hotel Pullman Jakarta. Monumen Selamat Datang menjulang tinggi di Bundaran HI, menjadi saksi kegiatan yang berlangsung selama pk. 7-10 pagi itu.

img-20160424-wa0013-5726ec653597737f0c2b75e3.jpg
img-20160424-wa0013-5726ec653597737f0c2b75e3.jpg
Aksi pemuda Sukabumi yang tergabung dalam PPLS mempraktekkan cara membuat lukisan dari kaleng bekas.

Eitz, jangan bayangkan aksi ini semacam orasi, dengan atribut kibaran bendera, segala tulisan di kertas karton dan spanduk, juga dipadati ribuan massa. Aksi Wegi jauh dari hingar bingar semacam itu, Sob. Jangankan menyiapkan ribuan massa,Pendekar Wegi saja hanya segelintir manusia yang punya visi misi sama. Boleh dibilang, kurang dari 10 orang. 

Konsep aksinya pun sederhana: para Pendekar Wegi mengitari sepanjang jalan Thamrin-Sudirman untuk memungut sampah yang berserakan, memilah sampah yang masih bisa didaur ulang (botol dan kaleng minuman), lalu duduk bersama di bawah jembatan untuk membuat kerajinan tangan dari sampah-sampah itu. Bahasa kerennya, menyulap sampah menjadi berkah. Hasilnya? Lukisan kaleng yang terpajang itu kini laku hingga 600rb/lukisan. Satu lukisan hanya butuh satu kaleng bekas, lho!

pungutsampah-5726ef023597735c0c2b75f7.jpg
pungutsampah-5726ef023597735c0c2b75f7.jpg
Aksi pengut sampah mengawali rangkaian acara Trash Free Day

Tapi harus bisa melukis atau minimal menggambar? Enggak! Nggak harus menggambar dari nol, ambil saja desain kaleng bekasnya, dipadupadankan dengan tulisan atau apa pun yangingin dibikin. Peralatannya pasti banyak. Heizzzhh.. Siapa bilang? Cukup gunting kecil, cutter kecil, palu kecil, paku sedang, dan pulpen. Kang Opik dari PPLS menyediakan semua peralatannya. Pengunjung boleh ikut mencoba bikinlukisan kaleng dengan peralatan yang tersedia.

Selain membuat lukisan kaleng, pengunjung juga bisa berkreasi dengan botol bekas minuman yang kami kumpulkan. Kreasi yang paling banyak dibikin adalah tempat pensil dengan beragam model. Bahkan di aksi kedua beberapa hari lalu, Pendekar Wegi berhasil mendisplay produk tas cantik berbahan zak semen bekas dan gaun pesta subtitusi plastik. Tentu saja, bukan Wegi yang bikin. Melainkan kerjasama dengan Mitra Binaan PT Semen Indonesia dan Gerai Cantique.

Oya, aksi perdana Wegi disupport oleh PT Semen Padang, aksi kedua didukung oleh PT Semen Gresik dan Krakatau Steel. Goody bag dari kedua perusahaan itu membuat pengunjung makin semangat! :)

img-20160424-wa0017-5726ed333597738f0c2b75e1.jpg
img-20160424-wa0017-5726ed333597738f0c2b75e1.jpg
Suasana Trash Free Day session 2 di Bundaran HI Jakarta

Meski aksi sederhana ini tak menarik ribuan pengunjung, malah ada yang langsung "lari"seperti penggalan kisah di awal. Tapi Wegi sudah berusaha sekuat tenaga mewujudkan goal-nya sebagai komunitas yang berkecimpung di bidang "greenindustry". Melalui #TrashFreeDay, Wegi ingin mengajak tak hanya masyarakat, tapi juga semua perusahaan untuk cinta lingkungan. Terkait masyarakat, jelas, Wegi secara langsung mengajak mereka memungut sampah yangberserakan di CFD dan membuat kreasi dari sampah itu. Untuk industri, bagaimana caranya?

Bagi industry yang sampah produknya bisa diolah, Wegi mengajak mereka untuk memberdayakan masyarakat/UKM agar menciptakan produk bernilai tambah dari sampah tersebut. Bagi industri yang sampah produknya tidak bisa diolah secara instan/kreatif(seperti batubara, besi, baja), Wegi mengajak mereka untuk memberdayakanmasyarakat dengan berkreasi apa pun menggunakan sampah yang ditemukan disekitar mereka.

Hasil kreasi di#TrashFreeDay itu, kami dokumentasikan dalam bentuk foto dan video. Selanjutnya diposting ke semua sosmed dan mention akun perusahaan yang memproduksi produk itu. Beberapa produk yang pernah ditemukan berserakan di Bundaran HI diantaranya botol minuman merk Aqua, minuman kaleng Cap Badak, susu kotak Ultra, dan Teh Kotak. Dengan cara ini Wegi mengajak para industry tersebut menyadari bahwa sampah produknya juga tanggung jawab perusahaan. Jangan hanya puas dengan angka penjualan, sedang sampahnya diabaikan.

Di balik semua itu,diam-diam aku mengamati. Diakui atau tidak, respon masyarakat Jakarta saat melihat aksi Wegi itu juga cermin bagaimana orang Indonesia menyikapi sampah. Yang "alergi" ada. Yang malu-malu kucing, ada. Yang antusias, banyak.Yang bilang "keren" juga beberapa. Yang sudah mau ikut berkreasi juga lumayan jumlahnya. Yang hanya melirik terus lewat begitu saja juga.. ratusan.:D

brifingoke-5726f0763597737a0b2b7606.jpg
brifingoke-5726f0763597737a0b2b7606.jpg
Brifing sebelum acara untuk memastikan kesiapan para pendekar. Alhamdulillah, TreshFreeDay session 2 lebih terkoordinasi rundownnya dibanding pertama

Namun, apalah arti semua upaya Wegi, jika pemerintah dan industry belum "mencurahkan cintanya" untuk "persampahan" di Indonesia? Selama ini pemerintah tahu persis kalau sampah masih jadi masalah, salah satunya penyebab banjir. Perusahaan/industry juga paham betul kalau banyak sampah produknya berserakan di mana-mana, dibuang sembarangan oleh konsumennya. Sayang, sejauh ini, apa aksi nyata pemerintah dan industry untuk mengatasi masalah sampah ini?

FYI, bersamaan dengan aksi Wegi, Kementrian BUMN juga mengadakan event jalan sehat yang rutenya melewati Bundaran HI. Sayangnya, tak satupun para pejabat BUMN itu ikut nimbrung aksi Wegi. Mungkin, dimata mereka lebih mementingkan setor muka ke Bu Menteri dari pada datang ke acara Wegi". Mungkin..

Semoga, semua itu tidak membuat para Pendekar Wegi patah hati. Tetap semangat!

Video aksi Trash Free Day session 2, jangan lupa "subscribe" ya. Makasiiee..

Baca juga:

Jurus Jitu Kurangi Sampah ala WEGI (1)

Jurus Jitu Kurangi Sampah ala WEGI (2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun