Karenanya, Semen Padang yang saat ini baru mencapai market share 44% di Sumatra dan 12% secara nasional, menggenjot pembangunan pabrik Indarung VI. Tak lain agar bisa memenuhi kebutuhan infrastruktur di Tanah Air. ---
Isu Pencemaran Debu vs Green Industry Award
Yakin Semen Padang tidak pernah berkasus dan selalu mulus seperti paparan di atas? Tidak juga. Layaknya perusahaan lain, Semen Padang tak luput dari beragam tudingan, khususnya pencemaran lingkungan akibat debu pabrik yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Sayangnya, masyarakat (terlebih netizen) dan media lebih suka membombastis isu tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan tersebut.
Seperti berita ini (http://www.mongabay.co.id/2014/10/04/debu-pt-semen-padang-meresahkan-warga/), sama sekali tidak ada narasumber dari pihak Semen Padang, malah KLH dan warga yang diwawancara. Meski kemudian muncul berita lanjutan dan jawaban dari Semen Padang, dateline berita sudah selang setahun. Selama durasi itu, jelaslah merebak berbagai asumsi di dumay. Apalagi kicauan generasi Z yang super lebay.
Dampaknya? Masyarakat sudah tidak peduli lagi meski nanti muncul berita terkait upaya penyelesaian masalah dari perusahaan. Parahnya lagi, jika nanti terjadi kasus serupa, netizen hanya akan berkomentar berdasar pengetahuan dangkal mereka dan cenderung "baper". Menggunakan penekanan kata-kata yang menohok, tanpa satu pun sumber data dicantumkan. Mau bukti? Baca ini: http://melaniesubono.blogdetik.com/2015/03/03/sejengkal-tanah.
Padahal, jika kita (masyarakat dan media) mau repot sedikiiiit saja untuk menanyakan kebenaran isu pada sumber utama, tentu tidak buru-buru menebar fitnah. Berikut klarifikasi yang saya dapat dari pihak internal Semen Indonesia, mewakili Semen Padang yang belum merespon email saya sampai tulisan ini dipublish.
Dari informasi yang beredar di sosmed, Semen Padang ada masalah dengan pencemaran udara yang mana asap pabrik semen sampai mengganggu pemukiman sekitar. Benarkah demikian? Jika benar, apa solusi dari perusahaan?
Apapun perusahaan semen, jika pakai teknologi Elektrostatic Precipitator ada kelemahan saaat alat mati, maka debu yang merupakan produk semen akan ada yang terlepas ke udara. Alat EP ini seperti medan magnet yang menangkap debu yang "mungkin terlepas selama" proses produksi semen. Semua industri semen di Indonesia pakai teknologi EP. Menjaga EP hanya mati sesaat atau tidak mati sama sekali adalah solusi supaya tdk ada debu yg terlepas. Masalahnya jika sumber energi pabrik semen berasal dari PLN, maka tentu 100% tdk bisa dikontrol oleh prosedur internal perusahaan.
Sedikit-banyak semua pabrik semen pasti mengalami masalah debu.
http://www.jurnalmetro.com/dugaan-pencemaran-lingkungan-pt-indocement-pemkab-bogor-kecewakan-warga/
Klo pabrik Rembang dan Indarung VI Padang sdh pakai "Bag Filter". Beberapa tipe yg baru seperti Bag Filter Boldrocchi S.R.L. Teknologi Bag Filter tersebut lebih efektif dalam menangkap debu dibandingkan dengan EP, lebih ramah lingkungan dan hemat energi.---