Mohon tunggu...
Damae Wardani
Damae Wardani Mohon Tunggu... broadcaster, MC -

"Write to look for the meaning of life." Tinggal di http://jalandamai.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengintip Sharing Session Green Industry SMI di Bandung dan Bogor

21 Agustus 2015   22:50 Diperbarui: 21 Agustus 2015   22:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat panjang. Kurang lebih hampir satu jam Arief memaparkan. Jika diurai semua, bisa jadi Anda enggan membaca #upz. Bukan karena ia tak tahu waktu, tapi memang penjelasan terkait PT SI ini semacam novel serial: saling berkaitan dan tuntas dipahami setelah membaca hinga seri terakhir. Terlebih, selama ini Bandung sama sekali belum berkenalan dengan SI. Wajar jika banyak butuh detail dalam setiap poin. Sisi lain, public speakingnya manajer ini memang patut diacungi jempol.

Sharing tampak semarak

Kami kira peserta mulai ngantuk. Sempat tidak enak hati. Jangan sampai pertemuan pertama berujung membosankan. Ternyata dugaan kami terpatahkan setelah mendengar deretan pertanyaan yang sangat antusias. Mulai isu Semen Rembang yang ditanyakan delegasi Pers UIN SGD, persoalan tanah kapur di Bali yang ditanyakan oleh Reza (Pers Pasca-UPI). Bandung Clean Action menyusul dengan pertanyaan tentang bagaimana solusi pengelolaan candi sampah di Bandung. Dilanjut Earth Hour Bandung dengan label produk ramah lingkungan untuk semen, sejalan dengan program #Beliyangbaik.

Sembari menyantap aneka hidangan khas Boober Café, diskusi berlangsung hangat. Hingga muncul todongan penjelasan CSR dari Ugreen ITB dan Hilo Green Community Bandung. "Kami orang sosial yang peduli dengan lingkungan, akan lebih tertarik dengan program-program CSR", kata delegasi Ugreen. Ditambahkan Hilo Green, "Jujur dari awal saya nggak nangkep soal teknologi-teknologi pabriknya. Makannya mungkin akan lebih efektif kalau ditambah penjelasan soal CSR Semen itu seperti apa".

Malah, todongan CSR ini berlanjut hingga sharing session di Bogor, esoknya, sore hari. Tepatnya acara berangsung pada tiga hari sebelum euforia kemerdekaan RI, 14 Agustus 2015. Konsep acara sama dengan Bandung, tapi peserta berasal dari komunitas yang berbeda. Hanya separuh dari 30 undangan peserta yang hadir. Semua peserta Bogor merupakan lingkaran jaringan pertemanan Baban Sarbana, seorang penulis, blogger, aktivis, dan pengusaha resto ayam asep. Jenjang usianya pun beda jauh dari peserta Bandung. Saya sempat merasa mendadak dewasa, #eh #kicep-kicep

"Saya mah orangnya langsung tembak aja, Pak. Pertanyaan saya, seperti apa program CSR Semen Indonesia? Bisa nggak kami di Bogor yang jauh dari lokasi pabrik ini ikut menikmati CSR Semen?", tanya pemilik usaha makanan, Ole-Olang. Nah, lho!

Arief dengan amat rendah hati menjawab, "Sebenarnya saya sendiri kurang paham program CSR secara detail. Kedatangan kami ini juga yang pertama, niatnya untuk bersilaturahmi sekaligus mendengar suara dari masyarakat di berbagai kota secara langsung". Namun ia memberikan peluang untuk kontak langsung dengan CSR. Ia bersedia menyampaikan harapan dari Bandung dan Bogor terkait CSR ini ke Departemen CSR. Ia juga memberi kontak Rono untuk menampung proposal dari peserta, selanjutnya akan diteruskan dan diproses oleh staff Dept. CSR.

"Sedikit tersenyum masam dan berkata pada bathin, "Sedang asyik ngobrolin green industry malah ditodong CSR. Nanti kalau full ngejelasin CSR dikira sedang lipstik untuk menutupi kasus pabrik. Jangan-jangan sebenarnya manusia lainpun sama: berkoar peduli lingkungan Cuma di sosmed. Nyatanya dijelasin soal penerapan strategi pabrik saja tidak didengar dan dipahami dengan baik. Lha koq bisa ikut berteriak (atau berprasangka) bahwa Semen Rembang menghancurkan lingkungan?"

Semoga mereka tidak demikian.

Acara ditutup dengan penyerahan merchandise untuk para penanya, dan tentu saja, foto bersama. Setelahnya kami riuh menghabiskan ayam asep, puding jagung, es teh, dan aneka sajian lainnya. Kami dapat Sambal Petis Madura juga dari Ole-Olang, sayangnya punya saya tertinggal beserta satu kantong makanan lain. Padahal sudah janji bakal bikin review kelezatannya, #hiks

Di Bandung juga sama. Meski acara selesai lewat dari jam 10 malam, semua tetap ceria di depan kamera. Saking cerianya sampai syal PERSIB bakal oleh-oleh yang dipakai foto (penanda Semen menyapa Bandung) malah diminta peserta, :D. Obrolan ringan pun masih bergulir: saling sapa sesama komunitas, saling berbagi cerita tentang komunitas mereka, dan melambaikan tangan setelah puas menggoda gadis-gadis luar kota (Cimahi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun