Mohon tunggu...
Ilmar Dalimunthe
Ilmar Dalimunthe Mohon Tunggu... Operator - Nama Asli

http://www.ilmar's site

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suku Angkola

12 September 2019   17:16 Diperbarui: 12 September 2019   17:28 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

USuku Angkola bukan sub Batak#SabbaSuku Angkola adalah salah Satu suku etnik di Negara Indonesia dan Didunia yg berada  diSekitar tapanuli selatan provinsi Sumatera utara dimana terlegenda juga dalam kisah Mpu Tongku jolak Maribu dalam sejarahnya menghadang dan berperang pada tahun 1025 M dimana serangan tersebut berasal dari kerajaan indian selatan ( tamil ) yg akan menyerang sriwijaya karena beberapa sebab terberita dalam prasasti tanjore dll

Tag beberapa tulisan tentang etnik suku Angkola dibawah ini
Luarrr biasa

Oleh: Samsul Bahri Ritonga.

Sampai  sekarang termasuk di  Sumatera Utara masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu Angkola. Bagaimana pula hubungannya dengan daerah atau etnik lainnya. Meski sebenarnya tidak sedikit yang telah memahami. Sumatera Utara didiami oleh penduduk dari berbagai suku/etnik asli dan pendatang. Apakah dalam jumlah besar atau dalam jumlah yang masih sedikit.

Selama ini banyak orang menganggap penduduk asli Tapanuli Selatan (Sumatera Utara) semuanya etnis Mandailing dan sebagian Batak. Anggapan ini sangat keliru. Tapanuli Selatan sebelum pemekaran wilayah menjadi Tapanuli Selatan (ibukota Padangsidimpuan, kemudian Sipirok). Mandailing Natal (beribukota Panyabungan). Sejak dahulu kala dihuni oleh penduduk asli yang terdiri dari Etnis Engkola dan Mandailing.

Etnis Angkola mayoritas mendiami Tapanuli Selatan sekarang, ditandai dengan dominasi Marga Harahap dan Siregar. Mandailing memang mayortias mendiami daerah Mandailing Natal yang sekarang, dengan dominasi marga Masution dan Lubis.

Dalam sejarah Tapanuli Selatan dijelaskan, Angkola mengandung dua arti penting. Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau daerah. Makna lain, Angkola adalah sebuah Etnik berdiri sendiri dan asli di Sumatera Utara ini.

Sejarah mencatat, sebelum Indonesia merdeka, Wilayah Pemerintahan di Tapanuli Selatan dahulunya bernama Afdeling. Dipimpin oleh sorang Residen dengan pusat Pemerintahan Padangsidimpuan. Membawahi 3 Onder Afdeling dan masing-masing dipimpin oleh controlleur, seterusnya membawahi Onder Distrik dipimpin oleh Asisten Demang.    

Onder Afdeling di bawah Afdeling, antara lain Angkola dan Sipirok berpusat di Padangsidimpuan. Onder Afdeling Padang Lawas di Sibuhuan dan Onder Afdeling Mandailing di Kota Nopan.

Selanjutnya Onder Afdeling yang membawahi Onder Distrik.  Angkola, membawahi 3 Distrik masing-masing Angkola dengan pusat Padangsidimpuan, Batang Toru di Batang Toru dan Distrik Sipirok di Sipirok. Onder Distrik ini membawahi pula Luhat/Kuria yang dipimpin oleh Kepala Kuria.

Sebelum kemerdekaan, ketiga Onder Afdeling yang ada, sama kedudukannya dengan kabupaten yang dipimpin oleh Bupati. Setelah pemulihan kekuasaan tahun 1949, seluruhnya digabung menjadi satu Kabupaten dengan pusat pemerintahan di Padangsidimpuan.

Dalam pemerintahan sekarang, Onder Afdeling Angkola sebelumnya terdiri dari tiga Onder Distrik dan beberapa Kekuriaan, berkembang menjadi beberapa kecamatan. Seperti Kuria Sipirok telah dipecah/dimekarkan menjadi beberapa Kecamatan, antara lain Sipirok, Arse (pemekaran dari Sipirok), Padangsidimpuan Timur,  Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah (pemekaran dari Saipar Dolok Hole), Batang Angkola, Sayur Matinggi, Sigalangan, hingga ke Batang Toru dengan beberapa pemekarannya, sampai kecamatan Dolok, ibukotanya Sipiongot.

Angkola adalah Etnik

Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini, telah ada penduduk yang mendiami wilayah Angkola. Diperkirakan 9000 tahun sebelum masehi. Itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan pecahan atau yang memisahkan diri dari Etnik lain).

Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan seperti Sabungan (di kaki Lubuk Raya), Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena, dan lain-lain.

Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti :

- Falsafah dasar "Dalihan Na Tolu", sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani,

- Adat Istiadat Budaya,

- Pakaian Adat Tenunan sendiri di Sipirok,

- Bahasa dengan Aksara.  Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya; bahasa Biasa (digunakan dalam komunikasi sehari-hari), Andung (bahasa halus), Bura (bahasa Kasar) atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola ni Hata. 

Aksara Angkola dengan tulisan tersendiri. Jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA (Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi  dengan symbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal  E, I, O dan U serta symbol pembatas disebut Pangolat  menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dan lain-lainnya. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya.

- Mempunyai Kesenian dan Alat-alatnya.

- Ornamen khas.

- Tutur (adab panggilan), dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan.

- Buku Adat Budaya Angkola (lengkap) ditulis oleh Stn. Tinggibarani Siregar dan lain-lain ciri khas kebudayaannya, telah dianut secara turun temurun.

Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu mata pelajaran disekolah SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik pelajaran Tata Bahasa (Impola ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian) dan lain-lain dipergunakan adalah versi Angkola, dengan berbagai macam bahan/pedoman hidup bermasyarakat, sebagai dasar dalam berbudi pekerti.

Dari segi garis keturunan yang menerapkan system Patrilineal, masyarakat Angkola ditandai dengan Marga/Clan yang dominan seperti Harahap, Siregar, Pane dengan rumpun marganya masing-masing,  seluruhnya mendiami ketiga onder distrik tersebut.

Dilihat dari segi falsafah Dalihan na Tolu, hubunan kekeluargaan Etnik  Angkola dibagi kepada; 1. Mora, pihak keluarga pemberi boru. Mora ini mendapat posisi didahulukan karena pihak Mora dalam hubungan kekeluargaan memiliki posisi yang sangat dihormati, di samping Raja-Raja  maupun Pemangku Adat; 2. Suhut dengan Kahanggi, keluarga yang mempunyai hajatan atau horja adat, termasuk di dalamnya Suhut selaku Tuan Rumah; 3. Anak Boru, yaitu pihak keluarga pemberian Boru (pangalehenan Boru).

Di dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan adat, masing-masing unsur Dalihan na Tolu, masih mempunyai teman kelompok (sajuguhan=sebarisan) seperti Mora dengan Mora ni Mora (biasa juga disebut Hula Dongan, Kahanggi/Suhut dengan Pareban (saudara/keluarga sepengambilan) dan Anak Boru bersama dengan Anak Borunya yaitu Pisang Raut yang sering juga disebut Piso Pangarit.

Kurang Dikenal

Banyak orang cukup mengenal kata Angkola, mengenal Sipirok, tetapi lebih banyak yang kurang mengenal Etnis Angkola. Hal ini antara lain disebabkan:

1. Adanya anggapan semua penduduk Tapanuli selatan suku Mandailing.

2. Tentang Angkola, sebab terbatasnya penutur sejarah budaya Angkola.

3. Kurangnya minat generasi mempelajari sejarah asal-muasal.

4. Terhadap adat istiadat dan budaya.

Tidaklah diragukan jika pada umumnya orang Tapanuli Selatan seluruhnya (etnik aslinya) dianggap orang Mandailing. Padahal orang Mandailing sendiri tidak pernah menganggap atau menyamakan orang Angkola dengan orang Mandailing. Meskipun dalam adat istiadat budayanya ada persamaan, namun tetap ada perbedaan yang tak perlu dipertentangkan.

Akuilah

Uraian ringkas di atas menggambarkan, Angkola jelas merupakan sebuah etnis asli dan berdiri sendiri di Sumatera Utara, mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri. Apabila masih ada yang meragukan tentang itu, boleh-boleh saja dan silahkan untuk meneliti lebih mendalam.

Bagi yang berasal dari Angkola dengan marga seperti Harahap, yang menurut kisahnya sebagaimana pernah dituturkan oleh Cik Rahman (Abd. Rahman Harahap -- alm), tokoh masyarakat/mantan Ketua Dewan Kesenian Tapanuli Selatan yang juga adalah penulis Cerita/Film "Janji Namboru" dan "Batu Markosing", Marga Harahap-lah pendiri kampung Padangsidimpuan.

Perlu diketahui, kota Padangsidimpuan bermula lokasinya di Padang na Dimpu (lahan/bukit yang agak tinggi), sekarang diabadikan sebagai nama open stage (arena terbuka) dipusat kota Padangsidimpuan, tempat acara-acara resmi pemerintahan atau kegiatan-kegiatan lainnya.

Juga marga Siregar dengan keturunannya, demikian pula marga Pane, Hutasuhut, Rambe dan lain-lain tidak perlu ragu akan keberadaan Angkola termasuk salah satu dari sekian banyak etnik yang ada di nusantara ini. Karena itu, apabila berasal dari etnik Angkola, akuilah dan cintailah kita memang orang/suku Angkola. 

Bagaimanapun juga, marga lain yang bersasal dari Toba dan juga dengan orang yang bermarga asal Mandailing yang telah lama berdomisili di Padangsidimpuan-Sipirok sekitarnya, telah lebih banyak yang tidak mau lagi disebut orang Toba atau orang Mandailing. Mereka sudah mengikuti dan melaksanakan adat budaya Angkola.

Medan, 12 Juni 2015

Penulis; juga Glr. Sutan Humala Muda

Url Berita 

#Deklarasi
Bangsa Yang Besar Menghargai Para Pahlawan , Tokoh Masyarakat adat dan Budaya yg berjuang untuk kita yg telah menikmati hasil jerih payah para pendahulu kita.
Dimanakah Rasa Adab dan Adat kita ?
Kini  !!!!

    Apakah kita akan melupakan tutur dan silsilah kita sendiri ?
#Perjuangan atau #Perjuangkan ?

 Fakta sejarah bahwa #Suku #Angkola #Mandailing ##bukan #batak adanya keputusan dari kantor Residen belanda di Medan tahun 1913berangkatnya
Perwakilan Dari  :

1.#Tuan Syekh #Ranjo Batu
2.Tuan Syekh Tarlola Maga
3.Tuan Syekh Musthofa Huzein Purba Baru
4.Tuan Syekh Basilam Sipirok

  Berangkat ke Medan meresolusi bukan bagian Suku Batak yg akhir keputusan Residen menetapkan  resolusi bahwa :
1. Mandailing tetap Mandailing
2. Angkola Tetap Angkola

    Kisah dan hikayat suku 'angkola" dan beberapa pendapat !

 Tentang asal usul Angkola
         Suku Angkola
Suku Angkola bukan sub Suku Batak
#HorasbukanBatak
'Kota' Simangambat Ibukota Kerajaan  Aru Barumun dgn Rajanya Panglima Aru Barumun ( Tongku jolak Maribu Dalimunthe Eksis abad 10 Masehi )

Kota Simangambat ibukota kerajaan Aru Barumun tempo dulu  menjadi lebih besar dan berkembang yang mana di satu sisi lebih dekat dari arah Pijor Koling dan Barus yang menyebabkan tempat itu menjadi koloni terbesar di sekitar paya yang kemudian munculnya pembangunan candi Simangambat, sedangkan di sisi lain, populasi penduduk di Mandailing makin berkembang yang mana Simangambat menjadi tujuan pusat peradaban baru

 Simangambat kala itu adalah kota besar di selatan (hilir) sungai Batang Angkola, yang merupakan 'bandar' dari segala penjuru di daerah pengaliran Batang Angkola dan Batang Gadis dalam era perdagangan emas ( Era Kerajaan Sriwidjaya ).

 'Kota' Siaboe kemudian berkembang, suatu kota yang menghubungkan daerah Angkola dan Mandailing ke Padang Lawas sebagaimana halnya Pijor Koling, suatu 'kota interchange' di Angkola yang menjadi simpul tiga arah (Baros, Mandailing dan Angkola  Padang Lawas).

Nama-nama Pijor Koling dan Siaboe adalah dua kota industri pengolahan bahan emas maupun produk-produk emas. Kota-kota lain (setelah kota Sayoer matinggi) seperti Aek Badak, Sihepeng, Aek Poeli, Simangambat, Bonan Dolok dan Siaboe adalah nama-nama yang secara logistik berasosiasi dengan keberadaan danau besar (paya besar).
Paya besar (rodang) di pertemuan Batang angkola dan Batang Gadis.

Di daerah bawah Sayoer matinggi, hanya tiga jalur yang bisa dilalui menuju Padang Lawas yakni: Sihepeng, Simangambat dan Siaboe. Sedangkan di sebelas atas Sayoer matinggi hanya satu jalur dan satu-satunya yang bisa dilalui menuju Padang Lawas yakni Pijor Koling. Oleh karenanya, nama-nama kota di daerah aliran sungai  Batang Angkola ini sudah jauh berkembang sebelum ekspedisi Chola melakukan aneksasi di Padang Lawas dan mengokupasi tempat-tempat di Daerah Aliran Sungai Angkola.

 Teritori emas (mulai dari Pijor Koling dan Siaboe) ini kemudian diklaim sebagai teritori Chola, yaitu teritori yang disebut Angola. Nama Angkola sendiri di satu pihak adalah nama suatu daerah di India Selatan (di muara sungai Gangga, bukan Gangga di utara) .

Akan tetapi di pihak lain, nama Angkola bisa jadi berasal dari chola (Dinasti Chola). Perbedaan ini mungkin tidak penting karena kedua asal nama ini menunjuk tempat yang sama yakni sekitar Daerah Aliran Sungai Batang Angkola (sebagai pembandung nama Panai di Daerah Aliran Sungai Batang Pane berasal dari Ceilon.

Jalur ekspedisi Angkola dan Panai
Ketika Dinasti Chola  menyerang Sriwijaya  dan berhasil melumpuhkannya, maka daerah koloni ekspedisi Chola memilih Muara Sungai Panai sebagai pelabuhan basis perdagangannya

Suku ANGKOLA dan hikayat Marga DALIMUNTHE
DI KAB. LABUHANBATU Jauh sebelum kedatangan Sultan Batara Sinombah asal #Pagaruyung #Minangkabau yang akhirnya diangkat menjadi #Sultan oleh Masyarakat Simalungun bermarga Dasopang dan Tambak di Kotapinang, kedua marga Simalungun tersebut sudah menjadi penduduk asli di Pinang Awan (Kotapinang). Sementara itu, di wilayah aliran sungai Bilah dan aliran sungai Aru Barumun, suku Angkola yang mayoritas berasal dari marga Dalimunthe telah menjadi penduduk asli wilayah tersebut.

Dapat kita lihat dari adat istiadat Suku Angkola di rantau parapat (Labuhan batu )
Dimana Klan Marga Dalimunte di wilayah Bilah dan Panai sekitarnya ada terdapat banyak makam makam keluarga Dalimunthe salah satu Makam Pendiri kota Rantau parapat Yaitu Patuan Bolatan Dalimunthe yg makamnya kini menjadi Cagar budaya kabupaten Labuhan batu provinsi Sumatera Utara didalam kedaulatan Wilayah NKRI

2

Nb :
Marga Dalimunte merupakan masyarakat asli Suku Angkola ?
Marga Dasopang diperkirakan ada juga yang mengaku berasal dari Soppeng ?
Marga Tambak ada juga yg mengaku dari minang kabau ?

photo 168 9-7-15/dokpri
photo 168 9-7-15/dokpri
Sudut pandang masalah suku angkola

Suku angkola inda ( bukan ) #batak
Sering terjadi perdebatan yg tidak sehat, mengenai Bukan Batak yg cenderung mengarah ke emosi, saling menyalahkan dan bahkan makian..

Sehingga saya tergelitik untuk mencari apa pengertian suku itu sendiri...dari yg saya cari banyak pengertian suku bangsa menurut ahli. Dan saya rasa saling melengkapi satu sama lain. Dan yg paling lengkap dan juga sesuai dengan yg ada di KBBI, Suku bangsa sering juga disebut etnik, Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. 

Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaan. 

Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki kesamaan kebudayaan, daerah, bahasa, adat istiadat, dan kesamaan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Dari pengertian diatas, maka saya mengajak kita untuk bertanya pada diri sendiri dulu kemudian kita bisa berdiskusi lagi setelahnya...

1. Apakah bahasa batak sama dengan mandailing/karo/pakpak/simalungun/angkola?
2. Apakah nenek moyang sama??
(abaikan torombo karena itu hanya mitos)
3. Apakah sistem kekerabatan sama?
4. Apakah kesenian daerah sama?
5. Apakah kebudayaan sama?
6. Apakah adat istiadat sama?
(mulai dari adat lahir, menikah sampai meninggal)
7. Apakah punya daerah yg sama?
8. Apakah semua masyarakatnya memiliki kesadaran dan merasa terikat dalam satu golongan atau suku???

Sama disini dalam artian umum saling memahami, mengerti dan melakukannya..bukan sama atau mirip dalam beberapa hal saja..
Misal sistem kekerabatan hula-hula = kalimbubu = tondong = kula-kula
Tapi apakah perlakuannya sama?mk
Setelah dijawab, kita masing masing bisa menyimpulkannya dengan lebih logis..
Dan kita punya dasar yang jelas untuk menyatakan Batak atau tidak

#BukanBatak
3

Pendapat para tokoh tokoh adat istiadat dan budaya suku Angkola tentang marga marga asli suku Angkola
On ma marga" asli di Angkola dohot di Mandailing.

Menurut Basyral Hamidy Harahap dan Hotman M. Siahaan, di Angkola dan Sipirok terdapat marga-marga Pulungan, Baumi, Harahap, Siregar, Dalimunte dan Daulay. Di Padang Lawas, terdapat marga-marga Harahap, Siregar, Hasibuan, Daulay, Dalimunte, Pulungan, Nasution dan Lubis.

Menurut Basyral Hamidy Harahap dalam buku berjudul Horja, marga-marga di Mandailing antara lain Babiat, Dabuar, Baumi, Dalimunthe, Dasopang, Daulae, Dongoran, Harahap, Hasibuan, Hutasuhut, Lubis, Nasution, Pane, Parinduri, Pasaribu, Payung, Pohan, Pulungan, Rambe, Rangkuti, Ritonga, Sagala, Simbolon, Siregar, Tanjung.

Anggo adong marga na sarupa goarna dohot na sian Toba, dungi halahi gabe marsada urusan intern ni marga i ma i. Ima strategi ni Ulando i mangirim alak Batak tu Angkola. Dohot resiko halahi artina halak na ro tu Angkola, harana dompak penyerangan R. Cola 1025 tu Panai, Angkola inda longon (tidak kosong).  

Disi adang hian klan Ompu Jalak Maribu na manurunkon marga Dalimunthe dohot klan Aji Malim Lemleman na manurunkon marga Harahap, Ompu Parmata Sopiak na manurunkon marga Daulae dohot na asing" nampuna tanah ulayat na be. 

Songoni muse ma aropku marga" Siregar dohot na asing" antargan so ro panjajah Ulando i madung adong tanah ulayatna di Sipirok bope di na asing" di Angkola. Poinku, umumna halak Angkola/Mandailing inda marasal sian Toba (bahkan halak Toba pun bukan semua keturunan SRB, boleh jadi sebaliknya). Botima...
4

ANGKOLA NA JEGES

Angkola na jeges
Naso nasotarlupahon
Disima tano hasoranganki

Dolok-dolok na mangortang
Riris togu marsitiopan
Batangaek na mangelduk
Manombur saba na hombang

Muda lungun ro mangarsak
Hulangkahon ma simanjojak
Tu tano mi ma au mulak
Parorot ho portibi na bolak

Bahat ma luat na hudalani
Rerakma huta na huligi
Ho maia na pasonang roha

5

TONGKU JOLAK MARIBU RAJA ANGKOLA Klan Dalimunth

HALAK NAGOGO NASAKTI MELAWAN AGRESI RAJENDRA COLA DARI INDIA SELATAN SEJAK TAHUN 1025 MASEH DARI KERAJAAN ARU SIMANGAMBAT

Suku Angkola ETNIK BUKAN BAGIAN SUKU LAIN SUKU ANGKOLA ADALAH SALAH SATU YANG MANDIRI DAN BERDIKARI

Suku Angkolanesia

Suku Angkola atau Padang Bolak adalah hasil kemenangan masyarakat yang dipimpin MPU RAJA GUMANTI Dalimunte, Tongku Malim Lemleman Harahap, Oppu Toga Langit Harahap dan Parmata Sapiak Daulay melawan Rajendra Chola pada abad 11.

Setelah kemenangan mereka, mereka mendirikan Kesultanan Aru Barumun abad 12, yang dipimpin Abdullah Hrp gelar Sultan Nabuttu Harahap ,,pasukan Rajendra Chola pun lari ke Utara yang sekarang jadi Batak Pak Pak. Pada abad 13 masa pemerintahan Marwan Hrp gelar Sultan Nasinok mendapat serangan Baroar Nan Sakti (Nasution) dari Pagaruyung, mereka berhasil menguasai Aru sebagian dan menamainya Mandehilang.

suku angkola bukan batak * sabba * tercatat dalam sejarah sejak zaman masa Dinasti kerajaan mesir sebelum dan sesudah Fir'aun berkuasa yg dimana rakyat mesir sangat memerlukan kapur barus untuk sebagai bahan pengawet yg diambil dari tapanuli selatan dan suku angkolanesia tercatat pula hasil perlawanan dan kemenangan masyarakat angkola yang dipimpin Tongku Ompu Jolak Maribu Dalimunte.

Dibantu oleh para pengawalnya Tongku Malim Lemleman Harahap dan Oppu Toga Langit Harahap dan Parmata Sapiak Daulay melawan Rajendra Chola dari abad 10 M sampai abad 12 M , setelah kemenangan itu , Tongku Jolak Maribu mendirikan Kesultanan Aru / Barumun Sebenarnya Islam sudah masuk ke Tapanuli Selatan sejak abad 8 masehi.

Ini terbukti adanya batu nisan yang berumur 200 hijriyah di padang mardia, Mandailing dan padang bolak, Padang Lawas utara. Harahap merupakan keturuna Syeh Ompu Nimarguru Harahap. masuknya Islam di Tapanuli bagian Selatan seabad setelah masuknya islam 7 masehi di Barus, Tapanuli Tengah. pasukan Rajendra Chola pun lari ke Utara yang sekarang mungkin menjadi suku PakPak.

Pada abad 13 masa pemerintahan Marwan Hrp gelar Sultan Nasinok mendapat serangan Baroar Nan Sakti (Nasution) dari Pagaruyung, mereka berhasil menguasai Aru

Sebenarnya Islam sudah masuk ke Tapanuli Selatan sejak abad 7 masehi, ini terbukti adanya batu nisan yang berumur 200 hijriyah di padang mardia, Mandailing dan padang bolak, Padang Lawas utara. 

Harahap bukan keturunan suku batak adalah merupakan keturunan Syeh Ompu Nimarguru Harahap. Masuknya Islam di Tapanuli bagian Selatan seabad seiring masuknya islam 7 masehi di Barus, Tapanuli Tengah.

Sultan Husein Hrp gelar Sultan diLangit berhasil meminta bantuan ke Malaka, dan mendatangkan orang Bugis yang sekarang jadi Lubis menggantikan Sultan Pulungan di Mandailing Julu, marga lubis sangat pandai membuat Senjata seperti Namora Pande Bosi Lubis sehingga Mandailing Julu pun bisa di ambil alih memisahkan Mandailing Godang dan Pagaruyung. Sultan Husein Hrp pun berhasil menika hi putri Sultan Malaka yaitu Ince Purnama. 

Ketika Malaka diserang Portugis, Sultan Husein Hrp memberikan tanahnya di Riau untuk diduduki Johor pengganti Malaka yang Baru karena Sultan Malaka adalah mertua Sultan Husein Hrp . Pada abad 14 Panglima Karim Daulay menantu Sultan Husein Hrp ditugaskan menjalin hubungan diplomatik dengan Pasai, mengunjungi Samudra Pasai tapi Karim Daulay dihina disana. 

Panglima Karim Daulay dan Sultan Husein Hrp yang tidak terima, merekapun bekerja sama dengan Portugis untuk mengalahkan Samudra Pasai, dibawah pimpinan panglima Rizal Rambe gelar Namora Rambe dan Ahmad Lubis gelar Namora di Tamiang , Pasaipun kalah ditangan kesultanan Aru dan Portugis. 

Pada Abad 15 kesultan Aceh muncul sebagai kerajaan baru, Aceh menyerang Aru, diserang sampai ke Portibi dekat Sungai Batang Pane, Sultan Ali Bincar Hrp gelar Sultan Simarsinar pun tewas ditangan pasukan Aceh dan ratusan pasukan Gajahnya pun diangkut oleh Aceh, tetapi Ratu Aru Sambilan Jogi Daulay selamat dia meminta bantuan ke Portugis, portugis lagi sibuk melawan Sisingamangaraja 1 di Barus, Sisingamangaraja 1pun berhasil mengusir Marga Siregar dan pengikutnya seperti Ritonga, Silo dari Toba.

= referensi
1
2

Etnik Suku Angkola disekitar tapanuli selatan di Sumatra Utara Negara Indonesia]

Referensi
Templat:Suku Suku di Sumatera utara

Suku Angkola Salah satu suku yg universal dikarenakan banyak peninggalan dari zaman purba , prasejarah hingga zaman sejarah . Membuat semua cerita legenda atau cerita nyata sejarah suku atau kerajaan kerajaan di indonesia maupun dunia akan selalu mengkaitkan dengan kisah tanah atau daerah suku angkola dimana didaerah angkola ada banyak peninggalan peninggalan sejarah dan diantaranya candi candi tua seperti candi sipamutung padang lawas.

Candi bahal dan lain lain Sehingga banyak yg membuat referensi atau menjadi bahan hingga diakui sebagai peninggalan suku suku lain Padahal suku angkola mempunyai sejarah dan adat istiadat serta kebudayaan yg tidak sama dengan suku lain sehingga secara fakta dan logika menggunakan akal dan pikiran kita yg diberikan ilmu pengetahuan mengatakan bahwa suku angkola adalah suku atau etnik sendiri tanpa ada embel embel suku lain. [[Kategori:Suku bangsa di Sekitar Tapanuli selatan Sumatera Utara

SUKU ANGKOLA

Angkola suku ku
November 14, 2018
Sekilas tentang Suku Angkola
Suku Angkola" bukan bagian Suku Batak

Etnis Angkola yang seringpula didialekkan Angkola, adalah 'suku bangsa' (orang Angkola menyebutnya Bangso Angkola) yang mendiami 3 Provinsi di Pulau Sumatera, yaitu
1.Provinsi Sumatera Utara
2.Provinsi Sumatera Barat
3.Provinsi Riau di Indonesia.
Orang atau Suku Angkola di Provinsi Sumatera Utara berada di Kota /Daerah :
1. Padang Sidimpuan
2. Kabupaten Padang Lawas
3. Kabupaten Padang Lawas Utara
4. Kabupaten Tapanuli Selatan
5. Kabupaten Labuhanbatu
6. Kabupaten Labuhan batu Utara
7.  Kabupaten Labuhanbatu Selatan
8.  Kabupaten Asahan
9. Kabupaten Batubara

Orang atau suku Angkola yang berada di Provinsi Sumatera Barat berada pada daerah atau kota :
1. Kabupaten Pasaman
2. Kabupaten Pasaman Barat, dan sekitarnya

Orang atau suku angkola yg berada  di Provinsi Riau berada di Kabupaten Rokan Hulu dan sekitarnya

 Pada awal masa penjajahan Belanda, kesemua wilayah Angkola awalnya masuk dalam Karesidenan Angkola atau Residentee Angkola di bawah Sumatra's West Kust Gouvernement atau ke Gubernuran Pesisir Barat Sumatera, bersama-sama Karesidenan Padang Laut (Padang Lauik) dan Karesidenan Padang Darat (Padang Darek).

Suku Angkola bukan batak

Jumlah populasi
1.700.000 jiwa (Sensus 2010)

[1] Kawasan dengan konsentrasi signifikan
A.Sumatera Utara 1.035.000
B.Sumatra Barat 214.000
C.Riau 210.000
D.Jakarta 80.000
E.Malaysia 30.000

[2]  Bahasa
Angkola
Minangkabau
Melayu
Agama
Islam (98 %)
Kristen (2%)
Kelompok etnik terdekat

1,Suku Mandailing
2.Suku Minangkabau
3.Suku Melayu
4.Suku Alas
5.Suku Gayo
6.Suku Karo
7.Suku Simalungun
8.Suku Nias
9.Suku Mentawai

Ketika Kesultanan Barus berhasil dikuasai Belanda (Setelah perjanjian di London Tracktaat Londonsche antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda, yang menukar guling wilayah Sumatera bagian utara yang awalnya diklaim Inggris dan wilayah Kalimantan bagian utara yang awalnya telah dikuasai Belanda), termasuk Afdeeling Tapanuli utara (Negeri Toba dan Negeri Silindung), yang kalau itu berada di bawah Kesultanan Aceh, Karesidenan Angkola dihapuskan.

Maka orang suku Angkola terpecah belah
Mengikuti wilayah atau daerah yg baru

1. Sebagian wilayah suku  Angkola digabungkan dalam wilayah Karesidenan Tapanuli yang berpusat di Tapian Na Uli (Tapanuli) di Barus
 Namun tetap dalam West Kust Sumatra's Gouvernement

2.Wilayah Suku Angkola masuk daerah Lubuk sikaping (Pasaman dan Pasaman Barat) masuk dalam Karesidenan Padang Darat dalam West Kust Sumatra's Gouvernement.

3. WIlayah SUKU ANGKOLA MASUK KE Tambusai (Rokan Hulu) masuk dalam wilayah Riau Gouvernement.

4.wilayah Suku Angkola masuk dalam Oost Kust Sumatra's Gouvernement atau Gubernuran Pantai Timur Sumatra, yaitu wilayah Labuhanbatu, Asahan dan Batubara.

5. Wilayah Angkola yang masuk dalam Karesidenan Tapanuli adalah Angkola, Padangsidempuan, dan Angkola Padanglawas.

  Semenjak berdiri Karesidenan Tapanuli, ibukota Angkola di kota Padang sidempuan dipindahkan secara berganti-ganti antara Kota Tapanuli dan Kota Padangsidempuan.

 Karesidenan Angkola dan pemerintahan suku Angkola terpecah belah dalam beberapa Kuria / luat / puak /  banua / huta dll yang dibentuk oleh Belanda dalam rangka Devide et Impera, hingga mencapai 50 Kuria serta banyak luat /puak / huta dll

 Kuria sendiri berasal dari Bahasa Arab, yaitu 'Qurya' yang berarti 'negeri', yang sering dipakai istilahnya dalam pemerintahan Darul Islam Minangkabau

November 24, 2018
Saragih Daimunthe
Marga Saragih adalah marga asli Simalungun
Yg pertama memakai marga saragih adalah Raja Banua sobou atau dikenal dgn Raja Hasusuran pertama atau ke 1

Mpu itu adalah salah satu Panglima dari kerajaan Nagur yg dijadikan menantu oleh Raja Nagur yg tidak mempunyai anak laki laki hingga Oppu Raja Banua sobou selanjutnya mendirikan satu  kerajaan baru  diraya didaerah selatan pematang raya simalungun tersebutlah kisah kerajaan Raya .

Dimana Saragih mempunyai makna dan arti :

Berasal dari kata  Ragih yaitu : Atur dan Susun tata sehingga tersebutlah Simadan
Ragih yg berarti pemilik aturan ( Penyusun ) atau bisa juga disebut Pemegang Undang Undang
Berita dan pendapat tentang suku Angkola bukan Batak


Suku Angcola November 16, 2018
suku.angkola.com Suku Angkola menurut fakta dan logika ?
Mari samakan terminologi:
"Suku adalah sebuah realitas/kenyataan dari kelompok masyarakat tertentu di daerah tertentu yang ditandai oleh adanya kebiasaan - kebiasaan dan praktek hidup yang hanya ada pada kelompok masyarakat itu sendiri".

Contoh:
1. Adat Batak mungkin sama dengan adat Toba, ada sedikit persamaan tetapi tidak serupa dengan adat: Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan Angkola.
2. Bataklanden (Tano Batak) terdiri dari: Toba, Samosir, Humbang, dan Silindung. Jelas sekali tidak termasuk kedalamnya Tanah Pakpak, Tanah Karo, Tanah Simalungun, Tanah Mandailing, Tanah Angkola.
3. Ciri khas karakter orang Tabagsel (d/h Tapsel): "Tidak Mau Mengakui Yang Bukan Miliknya", bukan tukang serobot bukan pula tukang klaim.

Kesimpulan: 1. Suku Angkola bukan Suku Batak, bukan pula Suku Batak Angkola. Dalam hal ini Dalimunthe, Harahap, Daulae dll marga" Angkola yang mempunyai tanah ulayat di Angkola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun