Mohon tunggu...
Dalia Nura Enid
Dalia Nura Enid Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

one step closer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pekerjaan Mulia yang Membawa Banyak Keberkahan

24 Januari 2023   22:48 Diperbarui: 24 Januari 2023   22:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengepul Sampah, Adang (54) yang ditemui saat sedang mengangkut sampah, Sumedang, Minggu (15/1/2023)

Sumedang - Sudah banyak peluh yang pria tua ini keluarkan setiap hari demi mencari pundi-pundi uang. Guyuran hujann dan terik matahari tidak membuatnya patah semangat untuk mengais rezeki. Memakai sepatu bekas andalannya, ia menyusuri tiap rumah warga untuk mengambil sampah dengan membawa sebuah gerobak usang yang ia gunakan untuk mengangkut sampah. Pria tua itu sangat tulus dalam melakukan pekerjaannya. Ia tidak peduli berapa nominal yang ia terima, dirinya akan tetap bekerja setiap hari dengan semangat dan hati yang gembira.

Adang nama pria tua itu. Adang merupakan sosok kepala keluarga yang sangat mengayomi keluarganya dan menjadi ayah yang tangguh di mata kelima anaknya. Pria kelahiran 1968 tinggal di rumah tua yang sudah reot bersama istri dan kelima anaknya. Dirinya akan selalu meluangkan waktunya hanya sekedar makan bersama atau bahkan mengajari anaknya di sela kesibukan pekerjaanya. Hidup dalam keadaan yang serba kekurangan, membuat Adang dan keluarganya sering kali mendapatkan cacian dan hinaan. Namun Adang dan keluarganya tetap utuh dan tetap bersama, cacian dan hinaan yang mereka dapatkan yang membuat Adang tidak mudah menyerah dalam mengais rezeki yang halal

"Semakin keras saya bekerja, maka semakin banyak keberuntungan yang saya miliki" -Thomas Jefferson. Qoute tersebut sangat menggambarkan perjuangan Adang dalam mengais rezeki.

Setelah mengambil sampah di pagi hari, Adang mengerjakan pekerjaan lain yaitu mengumpulkan botol plastik atau buku bekas yang nantinya akan ia bawa ke pengepul untuk di kilo, dan itu bisa menambah penghasilannya. Kadang pula dirinya suka diminta untuk mengumpulkan rumput untuk makan ternak milik salah satu warga atau diminta membuang barang yang sudah tidak terpakai dari salah satu warga. Walaupun upah yang ia dapat tidak seberapa nominalnya dari melakukan pekerjaan, namun ia tetap bersyukur atas rezeki yang ia terima. 

Saat jam makan siang tiba, Adang akan menghampiri istrinya yang membuka lapak jualan makanan berat di depan komplek perumahan, walaupun sekedar makan siang bersama dengan lauk seadanya. Anak-anaknya yang masih sekolah pun akan menyusul untuk makan bersama saat pulang sekolah tiba. Setelah makan siang bersama, Adang akan pergi ke pasar untuk mengangkut barang dari salah satu toko, "lumayan untuk nambah-nambah penghasilan" ujarnya. Saat sore hari tiba, ia akan kembali ke komplek untuk mengangkut sampah sore. Itu adalah pekerjaan yang dirinya lakukan setiap hari. Dari ketulusan dan kesungguhan Adang dalam bekerja, Adang seringkali mendapat tip atau tambahan upah dengan nominal yang cukup besar. 

Dari penghasilannya dalam mengumpulkan sampah warga setiap hari dan upah yang ia terima setelah diminta untuk melakukan sesuatu, ia selalu menyisihkan sebagian uangnya untuk ia tabung. Dan hasil uang yang ia tabung setiap hari, ia bisa mengantarkan kelima anaknya untuk bisa mengeyam pendidikan yang layak, "mau sesusah apapun hidup kami, anak-anak wajib mendapatkan pendidikan yang layak" ujar pria kelahiran 1968 itu. Kelima anaknya pun bersungguh-sungguh dalam pendidikan mereka. Dengan kesungguhan mereka dalam pendidikanya, kedua anak tertua Adang berhasil mendapatkan beasiswa full dan berhasil menyelesaikan pendidikan S1 dengan tepat waktu, bahkan mendapatkan predikat cumlaude. 

"Seengganya dengan kami belajar sungguh-sungguh bisa bayar semua perjuangan Abah sama Emak nyari uang buat kami sekolah" ujar Jajang, anak tertua Adang. Kini kedua anak tertua Adang memilih untuk merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dibandingkan mencari pekerjaan di daerah tempat tinggalnya, "itung-itung bantuin Abah sama Emak buat nyari uang, ada adik saya yang harus menamatkan sekolahnya, minimal sampai S1 saja gapapa" ujar Asep, Anak kedua Adang. 

Bertahun-tahun Adang dan istri kesana kemari mencari pundi-pundi uang  dan berhasil mengantarkan anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kini keinginan terbesar Adang dan istri untuk bisa berangkat ibadah umroh suatu saat nanti. kita doakan semoha keinginan Adang dan istri untuk bisa berangkat ibadah umroh cepat terwujud, Aamiin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun