Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres dan Darurat Gangguan Ereksi

25 Maret 2019   07:24 Diperbarui: 25 Maret 2019   07:26 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar foto editan akun instagram @nurhadi_aldo

Politik itu kalau dinikmati secara overdosis bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan. Tentunya termasuk urusan seperti #INAerrectionObserverSOS# dan #INAelectionObserverSOS# itu. 

Kata Kang Pepih Nugraha, pendiri Kompasiana dan pemilik Pepnews.com, hanya kapal yang mau tenggelam saja yang biasanya minta SOS.

Omongan Kang Pepih ini kok jadi mengingatkan pada meme bergambar Bu Susi Pujiastuti dan kapal bertuliskan Prabowo-Sandi yang miring hampir tenggelam. Pada meme itu tertulis TPS yang dijadikan kepanjangan dari frase Tenggelamkan Prabowo Sandi. 

Foto meme/rancah.com
Foto meme/rancah.com
Lah, pilpres belum dimulai kok kapalnya sudah miring dan kirim permintaan SOS. Bagaimana sih pendukung Prabowo-Sandi yang buat tagar #INAelectionObserverSOS itu.

Dari sekian tagar yang dibuat pendukung Prabowo-Sandi di Twitter, mungkin tagar itulah yang paling jujur menyuarakan kegelisahan mereka akan kalah pada Pilpres 17 April nanti. 

Ibarat pertandingan belum dimulai, mereka sudah kirim permintaan SOS terlebih dahulu karena merasa kapal mereka akan tenggelam.  Kode negara yang mereka pakai juga kode yang diakui Komite Olimpiade Internasional.

Pemantau Pemilu dari Luar Negeri

Sebenarnya, kalau mau sedikit cerdas, pendukung Prabowo-Sandi tidak perlu buat tagar #INAelectionObserverSOS yang akhirnya malah jadi bahan guyonan dan cemoohan itu. Maunya ingin memberikan gambaran kalau situasi pemilu di Indonesia sangat darurat sehingga perlu bantuan pengamat luar. Tapi, pesan yang tertangkap justru malah kepanikan kapal Prabowo-Sandi oleng mau tenggelam sehingga minta SOS.

Keberadaan pemantau pemilu bukan hal baru bagi negara demokrasi semacam Indonesia. Tak hanya menerima pemantau pemilu dan luar negeri, Indonesia juga mengirimkan pemantau pemilu ke luar negeri. 

Komisi Pemilihan Umum sudah jauh-jauh hari berencana mengundang beberapa pemantau dari luar negeri. Karena itu mereka tidak mempermasalahkan keinginan Badan Pemenangan Nasional  Prabowo-Sandi untuk mengundang pemantau dari luar negeri.

Hanya saja, kehadiran pemantau pemilu dan luar negeri harus memenuhi ketetapan perundangan yang ada, yaitu Pasal 351  dan Pasal 360 UU No 7 Tahun 2017, yang menyebut kewenangan administratif, akreditasi serta perizinannya ditangani Bawaslu. Hanya pemantau yang telah diakreditasi baik Bawaslu Pusat, Provinsi, maupun kabupaten/kodya, yang boleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun