Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata Prabowo Suka Utang

10 Maret 2019   16:28 Diperbarui: 10 Maret 2019   17:17 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir, sebagai orang kaya dengan nilai kekayaan Rp 1,9 triliun lebih dan lahan ratusan ribu hektar bahkan ada yang menyebut di atas 1 juta hektar, Prabowo Subianto calon presiden nomor urut 02 itu tidak suka utang. Dalam berbagai kesempatan dia juga suka nengkritik pemerintah yang disebutnya suka utang.

Tak hanya itu, dia juga menyebut Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang. Sungguh sebuah pelecehan yang menyakitkan hati. Kita semua tahu bagaimana kinerja menteri yang dapat gelar menteri keuangan terbaik sedunia itu. Cemooh Prabowo terhadap kinerja Sri Mulyani dan pemerintah itu terbukti tidak berdasar. Namun, Prabowo terus mengulangi kecamannya soal utang itu.

Ternyata...eh ternyata pernyataannya itu adalah cerminan dirinya sendiri yang suka utang. Sama seperti saat dia menyebut tanah hanya dikuasai segelintir elit, ternyata segelintir elit itu adalah termasuk dirinya. Itu ya... jadi ingat cuitan Csk Lontong, seperti pamer begitu lho, "ini lo aku dari segelintir elit yang punya tanah ratusan ribu hektar". Kira-kira seperti itulah.

Kalau kita lihat dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang diserahkan ke KPK, Prabowo tercatat tidak punya utang. Di LHKPN itu hanya disebutkan kekayaannya mencapai Rp 1,9 triliun lebih yang meliputi surat berharga, tanah, kendaraan, dan lainnya. Tidak tercantum sama sekali soal jumlah utang.

Seharusnya, LHKPN itu merupakan laporan yang jujur yang menggambarkan kekayaan Prabowo Subianto sebenarnya. Namun, ternyata tidak. Soal ratusan ribu hektar tanah di Aceh Tengah dan Kaltim misalnya, tidak dilaporkan. Soal hutang juga tidak ada. Dengan begitu, LHKPN itu hanya melaporkan sebagian saja kekayaan Prabowo.

Dalam soal utang yang dilaporkan tidak ada utang, ternyata tidak demikian halnya. Prabowo tercatat punya hutang miliaran rupiah juga. Memang itu utang terkait bisnis dan perusahaannya. 

Misalnya pabrik kertas PT Kertas Nusantara, yang heboh karena sejak 2014 merumahkan 1400 karyawannya dan tidak menggaji mereka sejak itu. Prabowo lewat perusahaan ini, tercatat punya tanggungan utang 40 juta dolar Amerika, berdasarkan keputusan MA, harus diangsur selama 20 tahun.

Soal utang di pabrik kertas dan juga persolalan 1400 karyawannya yang tidak digaji sejak 2014 yang kalau ditotal hingga kini bisa mencapai Rp 540 miliar lebih itu, mungkin sudah banyak yang tahu. 

Yang terbaru dan masih jadi pembicaraan, Prabowo Subianto kembali disebut punya tanggungan utang sebesar Rp 52 miliar yang seharusnya sudah dilunasi 31 Juli 2016 lalu. Dia digugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat lalu, karena dinilai wanprestasi atau ingkar janji terkait hal ini.

Ceritanya, dia meneken perjanjian pembelian dan penjualan bersyarat saham Djohan Teguh sebesar 20 persen di perusahaan PT Nusantara International Enterprise Berhard Malaysia pada 2011 (tahun yang sama dengan kasus utang PT Kertas Nusantara yang harus diangsur selama 20 tahun itu). Saham milik Djohan Teguh itu disepakati seharga Rp 140 miliar dengan uang muka Rp 24 miliar.

Sisanya yang sebesar Rp 116 miliar disepakati dicicil Rp 2 miliar tiap akhir bulan selama 58 kali. Seharusnya, jika taat perjanjian, utang itu sudah lunas 31 Juli 2016 lalu. Tetapi ternyata, Prabowo hanya membayar Rp 88 miliar dan masih punya tanggungan utang Rp 52 miliar karena dia hanya membayar cicilan sampai Rp Januari 2015.

Langkah gugatan yang diajukan Djohan Teguh itu konon sudah melewati proses somasi ke Prabowo berkali-kali. Djohan Teguh sendiri asetnya juga terancam disita BNI karena macetnya pembayaran dari Prabowo Subianto itu. Karena itu dia juga beberapa kali mengingatkan Prabowo agar segera melunasi utangnya.

Kini persoalan utang itu memang sudah masuk pengadilan, dan masih harus melalui proses di sana. Namun setidaknya, ini cukup memberikan gambaran bahwa Prabowo ternyata juga suka utang, dan bermasalah pula. Dan, persoalan utangnyai terbuka di masa kampanye pula, saat dia sedang bergairah berbicara utang dan utang.

Konon, berdasarkan LHKPN yang diserahkan ke KPK, harta kekayaan Prabowo Subianto yang disebut berjumlah Rp 1,95 triliun itu, Rp 1,7 triliun atau 87,17 persen berupa surat berharga. Sama dengan Sandiaga Uno yang jadi cawapresnya, yang lebih kaya. Dari total kekayaan di LHKPN sebesar Rp 5,09 triliun, Rp 4,7 triliunan atau 92,33 persennya juga berupa surat berharga.

Surat berharga, menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, adalah surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, dan tanda bukti utang. Artinya, sebagian  kekayaan Prabowo juga wakilnya itu berupa surat utang. Artinya lagi, Prabowo Subianto ternyata meski suka mengkritik pemerintah soal utang namun juga menikmati keuntungan dari surat utang.

Lagi-lagi pantulan cermin...


Salam waras saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun