Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pepes Hoaks Emak-Emak Pendukung Prabowo

26 Februari 2019   05:00 Diperbarui: 26 Februari 2019   06:11 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya, Juru bicara BPN, Ferdinand Hutahaean mengatakan para emak-emak itu tergabung dalam relawan Pepes. "Mereka itu dari relawan Pepes. Saya tidak tahu kepanjangannya apa. Tapi mereka memang dari Pepes. Mereka sudah dapat sertifikasi dari BPN," katanya. [2]

Ferdinand membela ketiga ibu itu bahwa yang mereka sampaikan itu sebuah prasangka dari apa yang mereka rasakan dan duga akan terjadi. Dia menolak kalau kampanye para emak di Karawang itu disebut kampanye hitam. Sebuah pembelaan yang terasa janggal.

Pernyataan Ferdinand itu rupanya agak berbeda dengan pernyataan Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. Meskipun membenarkan relawan Pepes bagian dari relawan Prabowo-Sandi, dia menyebut masih harus ditelusuri benar tidaknya ketiga emak yang melakukan kampanye hitam itu anggota Pepes. "Apakah emak-emak itu bagian dari Pepes? Sejak kapan masuknya, atau hanya ngaku-ngaku," katanya. [3]

Jika mengacu pada jejak digital yang ditinggalkannya, para emak itu jelas anggota Pepes. Dari sini, pernyataan  Andre terasa agak aneh saja. Boleh saja ada upaya untuk meneliti kembali keanggotaan para emak itu di Pepes. Namun, orang juga boleh menjadi curiga bahwa BPN akan melakukan penyangkalan setelah itu. 

BPN Prabowo-Sandi sendiri sudah menyatakan bahwa kampanye yang dilakukan Pepes adalah mensosialisasikan program unggulan Prabowo-Sandi. Organisasi relawan ini sudah mulai bekerja sejak Oktober. Mereka melakukannya dengan cara datang ke rumah-rumah warga.

Sah jika BPN mengeluarkan pernyataan semacam itu. Karena jelas mereka tidak ingin terimbas dengan kasus  kampanye hitam yang melibatkan para emak itu. Namun, fakta di lapangan tidak bisa dipungkiri bahwa ada anggota Pepes melakukan kampanye hitam seperti itu. Tentunya, hal ini akan menimbulkan tanda tanya, sudah berapa rumah warga yang didatangi dan memperoleh kampanye hitam model ini.

Saya jadi teringat pujian Prabowo Subianto kepada Zulkifli Hasan ketua umum PAN itu saat Workshop Nasional Caleg PAN, September lalu, tentang strategi menurunkan Ahok dengan langsung mendatangi RT-RT. Mungkin  saya salah, tapi pemahaman saya menangkap hal itu bukan sekedar mendatang RT namun apa yang disampaikan ke para RT yang lebih  penting. Dan,  kita masih bisa mengingat bagaimana jalannya Pilkada DKI Jakarta yang lalu, setelah kunjungan ke RT-RT itu.

Kini, Prabowo untuk meraih dukungan dari kalangan santri, juga rajin mengunjungi para kiai di pesantren-pesantren. Entah itu dengan alasan diundang atau tidak, apa yang dibicarakan dan dilakukan dalam kunjungan itulah yang lebih penting. Kiai dan pesantren adalah lumbung suara di Kalimantan NU. 

Jadi, kampanye door to door yang dilakukan Pepes bukan hal yang baru dan perlu dipermasalahkan. Itu hanya bentuk pengulangan. Kubu pasangan Jokowi-Ma'ruf juga melakukan hal serupa.

Yang jadi persoalan adalah apa yang disampaikan saat datang ke rumah-rumah warga itu. Jika yang dilakukan adalah seperti yang terungkap di video itu, tentu itu hal yang sangat meresahkan dan bisa menimbulkan konflik di masyarakat.

Tercantumnya nama Fadli Zon sebagai penasihat Pepes diakui atau tidak, bisa memunculkan prasangka negatif, mengingat berbagai pernyataan dan serangan Fadli Zon terhadap Jokowi dan jajarannya selama ini. Fadli Zon juga pernah bust video potong bebek angsa yang secara kasar menyerang lawan politiknya sebagai komunis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun