Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perlukah NU Perkarakan Ahmad Dhani?

22 Februari 2019   17:00 Diperbarui: 22 Februari 2019   17:59 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kata Mbah saya dulu, yang orang biasa-biasa saja, wong NU itu memegang teguh adab, ilmu, dan amal. Jadi, tidak perlu repot-repot mengaku wong NU karena itu terpancar dari perilaku dan amaliahnya. Tetapi tulisan ini tidak membahas tentang wong NU. Ini tulisan hanya sedikit nyerempet pengakuan Ahmad Dhani yang sekarang sedang tafakkur di LP Medaeng Sidoarjo dan. mengaku NU Gusdurian.

Biarlah Dhani dengan segala imajinasinya tentang NU. Kita tidak perlu repot-repot tanya kiai sepuh atau tokoh NU untuk menanggapi pernyataan Dhani itu. Cukup dicocokkan dengan ketiga hal tadi, apakah adab, ilmu, dan amaliah dia itu sudah NU. Perdebatan tentang ini sudah selesai di sini.

Yang menurut saya perlu disikapi dengan serius adalah pernyataan dan tindakannya yang merugikan NU dan berpotensi memecah belah. Hal yang punya kemiripan dengan manuver Fadli Zon saat membela diri terkait puisinya yang dinilai merendahkan dan menistakan Mbah Moen. Sama-sama menyebut nama-nama tokoh NU yang dinilai sepaham dengan dia.

Ketika saya melihat foto Al Ghazali anak sulung Ahmad Dhani bertamu ke Gus Sholah (KH Sholahuddin Wahid adik Gus Dur) di Ponpes Tebuireng Jombang, mengenakan kopiah hitam dan kaos bertuliskan My Hero bergambar Ahmad Dhani bapaknya, saya sempat tersenyum. Al katanya habis ziarah ke makam Gus Dur. 

Tentu sulit untuk tidak mengaitkan kunjungan Al ke Gus Sholah itu dengan pernyataan bapaknya di LP Medaeng itu. Kunjungan ini menegaskan bahwa Dhani itu NU pengikut Gus Dur. Foto anaknya yang diterima Gus Sholah itu seolah jadi stempelnya. 

Dan memang, Al Ghazali mengakui kunjungannya itu sesuai pesan dari sang ayah untuk ke makam Gus Dur. 

"Jadi ke sini itu karena permintaan ayah juga. Kita berdoa untuk Gus Dur dari sini, saya juga berdoa untuk ayah agar kuat, sabar dan tegar," sambungnya.

"Ayah (Ahmad Dhani) itu NU (Nahdlatul Ulama) banget. Ayah juga sangat mencintai Gus Dur. Itu sebab saya berziarah ke sini," kata Al Ghazali. [1]

Saya yakin kunjungan Al ini sudah jadi pembicaraan yang mengasyikkan di kalangan santri remaja. Lha wong Al itu memang ganteng kok. Hanya saja jangan dilupakan kunjungan dia ke Gus Sholah itu juga sebagai duta dari kepentingan bapaknya yang kini mendekam di penjara dan kini berurusan secara hukum dengan Banser dan NU.

Dhani yang terkungkung di penjara menyampaikan pesan lewat anaknya bahwa dia NU Gusdurian.  Lho sejak  kapan ada NU Gusdurian? Kalau Gusdurian  memang ada. Mengikuti pemikiran Ahmad Dhani itu, NU itu seperti sudah jadi kepingan-kepingan berdasarkan tokoh dan pilihan politik. Inilah yang disebut politik pecah belah ala Ahmad Dhani. NU dikotak-kotak.

Karena itulah saya tidak tertarik untuk membicarakan soal klaim Ahmad Dhani bahwa dia itu NU. Wes sakarepe deweke ae. Ora usah digagas. Yang perlu diurus adalah apakah tindakan Dhani perlu disikapi secara hukum atau tidak, yang pada akhirnya bisa menambah lama waktu yang harus dijalani Ahmad Dhani di penjara. Saat ini, dia sudah divonis satu setengah tahun dalam kasus ujaran kebencian di PN Jakarta Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun