(Baca Jokowi dan Serangan Isu PKI)
Faktanya, hingga saat ini model isu yang beredar juga tidak jauh dari hal-hal yang disebut Indonesia-2014 itu. Baik Jokowi maupun pendukungnya, terutama PDIP, masih sering jadi sasaran Isu soal PKI ini. Bahkan tuduhan yang dilontarkan Alfian Tanjung yang membuat dosen Universitas Buya Hamka itu divonis 2 tahun penjara akhir 2017 kemarin, ternyata diulang kembali. Kivlan Zen, tersangka tindakan makar tahun lalu, beberapa hari lalu mengulang tuduhan bahwa banyak kader PDIP yang terlibat PKI.
Dia sempat menyebut nama Budiman Sudjatmiko, Eva Kusuma Sundari, Rieke Diah Pitaloka. Tentu saja itu tuduhan lama yang pernah muncul pada waktu yang lalu. Ketiga orang yang dituduhnya itu pun jelas menolak tuduhan itu. Jika melihat kasus Alfian Tanjung atau isu sebelumnya, tuduhan Kivlan Zen bisa disebut sudah basi.
PDIP sudah menyatakan akan membawa persoalan ini ke ranah hukum dan melaporkan Kivlan Zen ke polisi. [2] Budiman Sudjatmiko bahkan sudah mempersilakan Kivlan Zen untuk memilih sel di LP Cipinang. Apakah Kivlan akan bernasib sama dengan Alfian Tanjung memang masih harus ditunggu. Namun, yang pasti isu dan tuduhan PKI ini selalu diulang dari yang itu itu juga.
Dalam kasus yang terakhir ini jelas siapa orang yang melontarkan tuduhan itu yaitu Kivlan Zen. Demikian pula dalam kasus Bambang Tri penulis Jokowi Undercover atau Alfian Tanjung yang sudah divonis penjara itu.Â
Itu jelas sangat berbeda dengan kasus kekesalan Presiden Jokowi yang akan menggebuk orang atau pihak yang menuduhnya terlibat PKI itu tetapi belum berhasil menangkap pelakunya. Dalam kasus tuduhan terhadap presiden ini belum jelas siapa pelakunya, yang masih dicari itu. Inilah yang menarik untuk dikaji dan dibicarakan.
Apakah pernyataan presiden itu sebagai sentilan kepada para aparat penegak hukum agar segera menuntaskan persoalan tuduhan terlibat PKI itu? Bisa saja begitu. Bisa juga itu sekaligus ekspresi kekecewaan presiden atas kerja anak buahnya yang tak kunjung berhasil menuntaskan persoalan itu.
Polisi memang telah berhasil mengungkap dan menangkap pentolan grup produsen hoax, fitnah, dan pengadu domba di medsos, Muslim Cyber Army. Kepolisian juga sudah menyimpulkan bahwa grup Saracen ikut terlibat di MCA. Dua sindikat ini disebut sengaja memviralkan berita bohong untuk menciptakan gaduh dan keresahan pada masyarakat dan pemerintah. Setelah itu, mereka secara masif akan membangun opini jika pemerintah gagal dalam menyelesaikan gaduh tersebut.Â
Namun, hingga saat ini, siapa aktor intelektual dan penyandang dana kelompok MCA itu masih misterius? Apakah pihak ini pula yang terlibat dalam penyebaran tuduhan terlibat PKI terhadap Presiden Jokowi? Itulah jawaban yang patut ditunggu.
Salam salaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H