Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

River Tubing di Goa Terus, Desa Para Pendekar

26 Februari 2018   05:00 Diperbarui: 26 Februari 2018   05:55 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat saya datang ke base camp river tubing, yang terletak di sisi timur jalan tak jauh dari Watu Lawang, ada rombongan guru PAUD dari Kec. Palang yang akan ikut wisata ini. Semuanya wanita. Tampaknya mereka sudah siap lahir batin meski arus sungai cukup deras karena Jumat malam hujan cukup lebat turun di kawasan itu.

Sebenarnya, ada tiga rute river tubing yang bisa dipilih peserta yaitu rute landai, rute semi ekstrem, dan rute ekstrem. Sungai yang dilalui sama tetapi titik start dan finisnya berbeda, demikian pula jalur yang dilalui. Namun, sejak wisata ini dibuka Oktober 2016 lalu, belum ada yang memilih rute ekstrem. 

Rute landai sepanjang 3 km, dimulai dari Ngrayut dan finis di Kedung Banteng. Rute semi ekstrem sepanjang 1,5 km dimulai dari mata air Krawak dan finis di Logong. Rute ekstrem sepanjang 1 km dimulai dari Kedung Banteng dan finis di Krawak. Nah, para wanita guru PAUD tadi memilih rute semi ekstrem.

Acara ngintir dimulai/ dokpri
Acara ngintir dimulai/ dokpri
Soal keselamatan selama ngintir sungai memang cukup terjaga, ada lima anggota tim pengaman river tubing yang membantu dan siaga di titik tertentu. Jika peserta sampai di atas 25 orang, anggota tim ditambah. Paling banyak sekali berangkat 50 orang yang otomatis jumlah tim pengaman juga berlipat.

Selain itu, tentu saja baik peserta maupun tim pengaman diwajibkan menggunakan jaket pelampung, helm, deker kaki, deker siku, dan sarung tangan pelindung. Aturan ini diterapkan secara ketat. Dan semua yang akan ikut river tubing sudah harus mengenakan perlengkapan keselamatan ini sejak dari base camp, sebelum berangkat ke lokasi start. 

Untuk hape, ternyata juga dipikirkan keselamatannya. Agar aman dari cipratan atau rendaman air, anda bisa membeli pelindung hape di base camp seharga Rp 15.000. Saya sendiri kemarin beli satu dan pinjam satu, karena bawa dua hape. Meski dimasukkan ke pelindung yang terbuat dari plastik bening tebal dengan pengaman air berlapis, ternyata masih bisa dipakai memotret dengan hasil bagus.

Begitulah, dari base camp kami menuju ikon wisata Desa Goa Terus di pinggir tebing Watu Lawang untuk berfoto bersama sebelum ke Krawak. Pihak penyelenggara menyiapkan kendaraan bak terbuka untuk menuju titik start, tetapi para peserta memilih naik kendaraan pribadi. Hanya ketika balik ke base camp, mereka pilih naik kendaraan bak terbuka itu karena pakaian dan tubuh mereka basah.

Berputar sendiri/ foto dokpri
Berputar sendiri/ foto dokpri
Di Krawak yang jadi titik keberangkatan rute semi ekstrem, Heri Prasetya komandan river tubing bersama tim terlebih dulu memerika arus sungai dan mempersiapkan peralatan. Arus sungai cukup deras, sementara air yang biasanya bening atau sedikit kehijauan tampak kecoklatan. Setelah diputuskan sungai masih aman untuk diarungi, anggota tim mulai menyebar ke  titik pengamanan.

Para peserta kemudian berkumpul untuk diberi pengarahan juga peragaan cara duduk dan menggunakan ban selama mengarungi sungai. Dan, sekali lagi ada penawaran,, mereka masih bisa batal ikut jika takut karena arus sungai cukup deras. Namun, rupanya para wanita guru PAUD itu tetap maju tak gentar. (Kok jadi ingat Menteri Susi Pujiasuti....he he he.)

Begitulah, river tubing menggunakan ban pun dimulai. Arus memang cukup deras tapi para guru PAUD itu tampak menikmati goyangan dan putaran ban yang dipermainkan arus sungai itu. Batu-batu besar yang menonjol di tengah arus deras, tampak siap menyambut ban yang mereka tumpangi. 

Tapi tak semua daerah aliran sungai di rute itu berarus deras, agak sempit, dan berbatu. Di beberapa tempat, sungai cukup lebar meski tetap berkelak-kelok. "Seru Pak, sampean kudu nyoba, pokoknya seru," kata seorang peserta di tempat finis, dengan pakaian basah kuyup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun