Tak hanya karangan bunga, secara fisik para pendukung Ahok-Djarot juga terus berdatangan  ke Balai Kota untuk bertemu langsung dengan idola mereka. Ini meneguhkan adanya ikatan emosional yang kuat antara Ahok-Djarot dan para pendukungnya. Sebuah ikatan yang mustahil diraih hanya dengan upaya pencitraan semata.
Seharusnya seperti inilah hubungan yang ideal antara seorang pelayan masyarakat dengan pendukungnya. Hubungan yang dibangun atas dasar nilai-nilai kemanusiaan dan emosional yang dilandasi rasa saling penghormatan dan kepercayaan. Namun, hubungan model ini jelas tak bisa dijalin atas dasar kesenangan buta yang tidak didasari penilaian kinerja sang pelayan masyarakat
Ada faktor dominan yang melandasi hubungan emosional semacam itu, yaitu sang pelayan mampu menempatkan dirinya sebagai pihak yang jujur, bisa dipercaya, adil, pekerja kuras dan ulet untuk melayani rakyatnya. Faktor itulah yang mampu menyentuh hati rakyat sehingga mereka terikat secara emosional dengan yang melayaninya.
Andai saja para politisi Indonesia mampu membangun pola hubungan yang demikian dengan para pendukung di akar rumput, mungkin negeri ini akan dengan cepat maju dan bisa sejajar dengan negara maju lain. Â Sayangnya, mental melayani dengan segenap kejujuran, keadilan, pengayoman, dan sifat yang bisa dipercaya masih menjadi barang langka hingga saat ini.
Akhirnya, biarkan saja rasa cinta itu terus mengalir di Balai Kota Jakarta, menjadi monumen rasa yang abadi dalam kenangan rakyat, yang memilih memperjuangkan kebaikan dengan cinta. Mungkin enam bulan lagi, saat cinta mulai mengering di sana, kenangan akhir April ini bisa sedikit menyejukkan hati.Â
Sementara itu, yang suka berhura-hura biarkan terus berhura-hura, seperti musyafir di padang tandus yang kehilangan cinta. Mereka mungkin sudah tak bisa menerima bahasa cinta dalam karangan bunga. Sembako dan nasi bungkus mungkin lebih bermanfaat di saat perut lapar, usai lelah letih berteriak hak... hak... hak....Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H