Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasib Lumpia dalam Pertemuan Jokowi-SBY

10 Maret 2017   10:39 Diperbarui: 10 Maret 2017   22:00 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan pertemuan Jokowi-SBY (9 Maret 2017 pukul 12.20kemarin) jika hanya mengacu pada materi yang dibicarakan pada momen 48 menit,yang hanya sempat diselingi minum teh di cangkir putih tanpa menyantap lumpiayang disuguhkan lengkap dengan acar ketimun dan sambal kacang itu, jelas hanyapengulangan yang membosankan. Itu acara tabayyun yang isinya jelas klarifikasiatas isu yang menimpa SBY dan tentunya juga Jokowi kalau ada.

Pertemuan duatokoh yang lama tak bersua, antara presiden dan mantan presiden, yangsebelumnya diwarnai beberapa masalah yang diletupkan ke area publik baik lewat konferensi pers atau cuitan di twitter, memang menarik. Tetapi, ibarat lumpiadengan acar ketimun dan sambal kacang yang tak disantap itu, lama-lama rasanyatidak akan senikmat dan sespesial dibandingkan jika disantap ketika masihhangat.

Oleh karenaitu, saya tertarik membahas dulu lumpia yang tak dimakan di pertemuan itu.Padahal, kalau dimakan bersama teh manis saat itu, rasanya pasti nikmat, lho.Apalagi, itu lumpia buatan koki Istana. Entah bagaimana nasib lumpia itusetelah pertemuan usai, jadi isi oleh-oleh dari Istana atau ludes di mulut yanglain. Sayang tak ada informasi soal ini.

Lumpia selama ini kita kenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Semarang, yang terkenal denganlumpia isi rebung bambu itu. Tentu saja, banyak daerah lain di Indonesia yang juga sudah akrab dan ahli dalam pembuatan lumpia ini. Kue lumpia itu sudah jadibagian khasanah perkuwean Indonesia, atau sudah mengantongi kewarganegaraandalam dunia perkulineran Indonesia. Jadi wajar ketika dia hadir dalam perjamuandi Istana Presiden.

Dalam sejarah, lumpia itu memang tidak seratus persen berdarah pribumi. Menurut wikipedia.org, lumpia atau terkadang dieja sebagai lun pia atau dalam bahasaInggris disebut long pia adalah sejenis jajanan tradisional Tionghoa. Katalumpia berasal dari Bahasa Hokkian dari pelafalan runbing dalam dialek Utara.Dan dalam Bahasa Khek atau Bahasa Hakka , Lumpia disebut Pokppya ( pokpia ).

Lumpiaterdiri dari lembaran tipis dari adonan tepung gandum (terigu) yang dijadikan sebagai pembungkus dengan isian yang umumnya adalah rebung, telur, sayuransegar, daging, atau makanan laut, yang kemudian digoreng. Lumpia Di Indonesia,seperti di Semarang, bahan isiannya disesuaikan dengan bahan khas setempat.Penyajiannya, ada yang pakai acar ketimun dan sambal kacang ala Istana, adayang cukup dengan daun bawang merah, sambal saus, dan cabe.

Itulahselayang pandang soal kue lumpia yang jadi sajian di pertemuan Jokowi-SBY, yangmenemani teh manis di cangkir putih itu. Mungkin ada korelasi sejarah antarateh dan kue lumpia, yang kini sudah jadi warga dunia setelah keluar dariTiongkok beribu tahun lalu itu, sehingga keduanya seperti pasangan yang pasuntuk menemani pertemuan itu. Hanya sayangnya, kue lumpia masih belum seberuntung teh manis yang telah diseruput kedua tokoh Indonesia itu.

Kembali kesoal pertemuan Jokowi-SBY yang disambut berbagai ulasan di media termasuk televisi, dengan harapan yang dilontarkan banyak tokoh dengan berbunga-bungadan berbuih-buih itu agar pertemuan itu membawa dampak positif. Sebuah harapan yang wajar, tetapi seharusnya juga jangan berlebihan. 

Memang sih, pertemuan itu bisa dilihat dari berbagai sudut. Kalau melihat dari sudut materiyang dibicarakan keduanya, tak jauh dari soal tabayyun atas beberapa isu yang ada di antara keduanya. Juga, ada lontaran gagasan soal pembentukan forum yangmempertemukan presiden dan para mantan presiden, perlunya silaturahmi antaratokoh dan pemimpin nasional. Yang pasti, tak ada pembicaraan tentang teh manisyang diminum dan kue lumpia yang tak dicicipi itu.

Kalau dilihatdari sudut harapan yang timbul dari pertemuan itu, tentu banyak hal yang bisadiungkap. Bahkan ekspresi dan bahasa tubuh kedua tokoh itu pun bisa jadi dasaruntuk memunculkan harapan. Misalnya pertemuan berjalan cair yang menimbulkan harapan cairnya hubungan kedua tokoh itu di masa mendatang. Ya namanya tokoh ,jadi apa yang muncul dan dilakukan bisa membangkitkan harapan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun