Membicarakan pertemuan Jokowi-SBY (9 Maret 2017 pukul 12.20kemarin) jika hanya mengacu pada materi yang dibicarakan pada momen 48 menit,yang hanya sempat diselingi minum teh di cangkir putih tanpa menyantap lumpiayang disuguhkan lengkap dengan acar ketimun dan sambal kacang itu, jelas hanyapengulangan yang membosankan. Itu acara tabayyun yang isinya jelas klarifikasiatas isu yang menimpa SBY dan tentunya juga Jokowi kalau ada.
Pertemuan duatokoh yang lama tak bersua, antara presiden dan mantan presiden, yangsebelumnya diwarnai beberapa masalah yang diletupkan ke area publik baik lewat konferensi pers atau cuitan di twitter, memang menarik. Tetapi, ibarat lumpiadengan acar ketimun dan sambal kacang yang tak disantap itu, lama-lama rasanyatidak akan senikmat dan sespesial dibandingkan jika disantap ketika masihhangat.
Oleh karenaitu, saya tertarik membahas dulu lumpia yang tak dimakan di pertemuan itu.Padahal, kalau dimakan bersama teh manis saat itu, rasanya pasti nikmat, lho.Apalagi, itu lumpia buatan koki Istana. Entah bagaimana nasib lumpia itusetelah pertemuan usai, jadi isi oleh-oleh dari Istana atau ludes di mulut yanglain. Sayang tak ada informasi soal ini.
Lumpia selama ini kita kenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Semarang, yang terkenal denganlumpia isi rebung bambu itu. Tentu saja, banyak daerah lain di Indonesia yang juga sudah akrab dan ahli dalam pembuatan lumpia ini. Kue lumpia itu sudah jadibagian khasanah perkuwean Indonesia, atau sudah mengantongi kewarganegaraandalam dunia perkulineran Indonesia. Jadi wajar ketika dia hadir dalam perjamuandi Istana Presiden.
Dalam sejarah, lumpia itu memang tidak seratus persen berdarah pribumi. Menurut wikipedia.org, lumpia atau terkadang dieja sebagai lun pia atau dalam bahasaInggris disebut long pia adalah sejenis jajanan tradisional Tionghoa. Katalumpia berasal dari Bahasa Hokkian dari pelafalan runbing dalam dialek Utara.Dan dalam Bahasa Khek atau Bahasa Hakka , Lumpia disebut Pokppya ( pokpia ).
Lumpiaterdiri dari lembaran tipis dari adonan tepung gandum (terigu) yang dijadikan sebagai pembungkus dengan isian yang umumnya adalah rebung, telur, sayuransegar, daging, atau makanan laut, yang kemudian digoreng. Lumpia Di Indonesia,seperti di Semarang, bahan isiannya disesuaikan dengan bahan khas setempat.Penyajiannya, ada yang pakai acar ketimun dan sambal kacang ala Istana, adayang cukup dengan daun bawang merah, sambal saus, dan cabe.
Itulahselayang pandang soal kue lumpia yang jadi sajian di pertemuan Jokowi-SBY, yangmenemani teh manis di cangkir putih itu. Mungkin ada korelasi sejarah antarateh dan kue lumpia, yang kini sudah jadi warga dunia setelah keluar dariTiongkok beribu tahun lalu itu, sehingga keduanya seperti pasangan yang pasuntuk menemani pertemuan itu. Hanya sayangnya, kue lumpia masih belum seberuntung teh manis yang telah diseruput kedua tokoh Indonesia itu.
Kembali kesoal pertemuan Jokowi-SBY yang disambut berbagai ulasan di media termasuk televisi, dengan harapan yang dilontarkan banyak tokoh dengan berbunga-bungadan berbuih-buih itu agar pertemuan itu membawa dampak positif. Sebuah harapan yang wajar, tetapi seharusnya juga jangan berlebihan.Â
Memang sih, pertemuan itu bisa dilihat dari berbagai sudut. Kalau melihat dari sudut materiyang dibicarakan keduanya, tak jauh dari soal tabayyun atas beberapa isu yang ada di antara keduanya. Juga, ada lontaran gagasan soal pembentukan forum yangmempertemukan presiden dan para mantan presiden, perlunya silaturahmi antaratokoh dan pemimpin nasional. Yang pasti, tak ada pembicaraan tentang teh manisyang diminum dan kue lumpia yang tak dicicipi itu.
Kalau dilihatdari sudut harapan yang timbul dari pertemuan itu, tentu banyak hal yang bisadiungkap. Bahkan ekspresi dan bahasa tubuh kedua tokoh itu pun bisa jadi dasaruntuk memunculkan harapan. Misalnya pertemuan berjalan cair yang menimbulkan harapan cairnya hubungan kedua tokoh itu di masa mendatang. Ya namanya tokoh ,jadi apa yang muncul dan dilakukan bisa membangkitkan harapan.
MANFAAT DAN HARAPAN PERTEMUAN JOKOWI-SBY
Namun,apa sih kira-kira manfaat pertemuan Jokowi-SBY dan juga harapan yang bisadigantungkan kepada pertemuan itu? Untuk menjawabnya, kita bisa melihat darikepentingan Jokowi, SBY, kelompok politik, dan tentunya masyarakat luas.
Darisudut kepentingan Jokowi, sebenarnya manfaat pertemuan ini tak jauh berbedadengan pertemuan dengan para pemimpin lain, yaitu terciptanya hubungan yanglebih harmonis. Pertemuan dengan para tokoh nasional, terlebih yang memilikibasis massa besar tentu bisa membuat iklim politik lebih sejuk dan kondusif,menghilangkan miskomunikasi, dan terciptanya saling pengertian.Â
Khususpertemuan dengan SBY, Jokowi tentu bisa memetik manfaat tidak terjadinya kembali lontaran pernyataan sensitif ke area publik yang pernah beberapa kali dilakukanSBY. Jokowi sudah membuka pintu lebar-lebar untuk menerima curahan hati dan masukan dari SBY yang dimulai dari pertemuan itu.Â
Darisudut kepentingan SBY, pertemuan ini bisa jadi sarana tabayyun atas persoalanyang selama ini dia ungkapkan, yaitu soal kasus pembunuhan Munir, soalpenyandang dana demo 411 dan aksi demo 212, soal penggerak makar, soal bom,penyadapan, (mungkin) Antasari Azahar, dan hal lainnya yang sudah dibukanya kearea publik selama ini.Â
Walaupunpersoalan itu sebenarnya berasal dari lontaran SBY sendiri, karena memangJokowi tidak pernah melontarkan tuduhan atau semacamnya itu kepada SBY,pertemuan itu bisa dimanfaatkan SBY untuk memberikan penjelasan tambahan. Initentu sangat bermafaat bagi SBY untuk penegasan bahwa dirinya tidak bersalahdalam berbagai kasus yang dibukanya di area publik itu.
Lebih besar dari itu, SBY bisa mengambil manfaat dari citra positif yang muncul daripertemuan itu. Ini secara langsung bisa berpengaruh pada nilai tawar politisSBY dan parpol pimpinannya, dalam menghadapi situasi politik saat ini. Termasuktentunya, pertemuan ini bisa jadi pesan khusus untuk pihak yang berseberangandengannya, tentunya termasuk Antasari Azhar.
Darisudut kepentingan politik tertentu, termasuk mereka yang terlibat pilkada DKIJakarta, pertemuan itu tentu bisa membangkitkan harapan dukungan SBY dan parpol pendukungnya untuk mengalihkan dukungan Agus-Sylvi ke paslon lain. Meski dinilai ini hal yang nomor ke sekian dari manfaat pertemuan itu, jelas manfaat ini diharapkan oleh kelompok tertentu itu.
Dari sudut kepentingan masyarakat, pertemuan itu punya banyak manfaat termasukmembangkikan harapan akan semakin kondusifnya iklim politik di negeri ini. Kalaupara pemimpin apalagi presiden dan mantan presiden kompak, separuh permasalahan politik negeri ini bisa teratasi.Â
Tentunya, masyarakat bisa berharap tidak ada lagi kegaduhan akibat masalah sensitifkenegaraan dilontarkan ke area publik oleh pemimpinnya. Masyarakat bisaberharap, para pemimpin bisa memotivasi dan memberi contoh bagaimana membuat Indonesia yang makin maju, beradab, berkeadilan, dan makmur; tidak malah menimbulkan pesimisme masal.
Meskipun begitu, wajar pula jika ada harapan pertemuan itu tidak mempengaruhi penanganan masalah hukum yang kini terjadi antara Antasari Azhar dan SBY, dan kasus pembunuhan Nasarudin Zulkarnain yang dinilai belum clear itu. Wajar juga jikaada yang berharap pertemuan itu tidak mempengaruhi sikap KPK dalam mengusutkasus Hambalang, Century, termasuk kasus IT KPU itu.
Itu semua adalah harapan baik yang bisa muncul dari pertemuan Jokowi-SBY itu. Ukuran baik dari harapan itu tentu dilihat dari kepentingan si pemilik harapan.Yang baik bagi Jokowi mudah-mudahan baik bagi SBY pula. Demikian pula sebaliknya, yang baik bagi SBY mudah-mudahan baik bagi Jokowi. Harapan dari masyarakat yang bermacam itu, juga sama saja.
Tentu saja masih diperlukan waktu untuk melihat hasilnya pertemuan itu. Dan, berharapkebaikan memang tidak dilarang. Termasuk berharap bisa menyantap lumpia hangat buatan koki Istana, yang disajikan dengan acar timun dan sambal kacang itu.
Salam,damai Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H