Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Anomali, Setya Novanto Grogi Menyambut Raja Salman

2 Maret 2017   17:40 Diperbarui: 3 Maret 2017   18:01 2613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang grogi memang tidak bisa disalahkan. Lha namanya bawaan batin, siapa pula yang bisa menduga kapan datangnya grogi di hati. Ini memang urusan psikis jadi mungkin para ahli psikologi bisa mengulas lebih dalam. Namun, jika grogi ini menyerang Ketua DPR Setya Novanto yang mewakili rakyat Indonesia, dalam menyambut tamu negara Yang Mulia Sri Baginda Raja Salman bin Abdulazis Al Saud, urusannya bisa lain.

Akibat groginya itu, Setya Novanto pun jadi sorotan di twitter. Isinya sebagian menyesalkan sikap Setya Novanto yang dinilai kurang patut karena terkesan cengengesan untuk menutupi kesalahan dan sikap groginya itu. Misalnya, Akun iX 76 @Ichang76 yang mencuit: Pak Setya Novanto memalukan ! Ada Raja Salman, cengengas-cengenges. Salah sebut jabatan Pak Try Sutrisno.  Ramah harus, cengengesan jangan.

Sikap grogi Setya Novanto memang sudah tampak sejak awal sambutannya. Saat menyebut kedatangan Raja Faisal 47 tahun lalu misalnya, dia awalnya menyebut 40 tahun 7 ...kemudian dia ralat jadi 47 tahun. Saat membaca kalimat berbahasa Arab dalam teks yang dibawanya, dia juga tampak sangat hati-hati. Sayangnya setelah berhasil membaca kalimat berbahasa Arab itu dia tampak tersenyum lebar, sehingga terkesan kurang patut.

Sikap groginya itu tampak berlanjut sehingga salah menyebut jabatan mantan Wapres Try Sutrisno menjadi wakil ketua DPR. Setya Novanto memang mencoba mencairkan suasana dengan ucapan "Kalau sebelah Raja, memang grogi-grogi sedikit." Suasana gedung parlemen memang jadi riuh, tetapi sayang kesan yang muncul malah Setya Novanto tampak cengengesan dan kurang patut bersikap dalam menyambut tamu negara.

Sebenarnya isi pidato Ketua DPR cukup bagus, termasuk akhir pidatonya yang berisi permintaan pengampunan bagi TKI yang berbuat kesalahan, merepresentasikan aspirasi rakyat Indonesia. Namun, karena terlanda perasaan grogi itu, pesan yang disampaikannya jadi kurang greget dan (maaf) terkesan kurang menjaga perasaan tamu negara.

Mungkin, ini pelajaran penting bagi pimpinan DPR agar di masa mendatang, saat menyambut tamu negara yang dihormati dan dimuliakan, perlu mempersiapkan diri baik secara fisik maupun psikis lebih baik lagi. Kalau memang tidak bisa berbahasa asing dengan baik, gunakan bahasa Indonesia saja. Itu lebih santun dan bernas, jika cara pengucapan, bahasa tubuh, dan pilihan katanya tepat dan bermakna.

Mengacu pada kasus Setya Novanto, jika dia kesulitan dalam berbahasa Arab, lebih baik tidak memaksakan diri. Kalaupun dia ingin memulyakan tamu negara dengan mengutip beberapa kalimat bahasa Arab, sebaiknya berlatih lebih giat lagi. Ingat ketua DPR itu mewakili rakyat Indonesia. Masak wakil rakyat Indonesia tidak menunjukkan kualitas bangsa ini.

Jangan sampai bangsa lain memandang rendah bangsa Indonesia karena wakilnya tidak menunjukkan kelasnya secara optimal. Inilah sebenarnya sikap yang mengkhawatirkan karena seperti merefleksikan secara umum kondisi dan kualitas SDM anggota parlemen kita.  Kedodorannya Setya Novanto, bisa jadi menunjukkan kondisi SDM di parlemen saat ini.

Meskipun demikian, faktor psikis sebagai penyebab munculnya sikap grogi yang mengakibatkan sikap kurang patut itu, memang tidak bisa dinafikkan. Bisa jadi, Setya Novanto sudah berjuang mati-matian untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Raja Salman Yang Dimuliakan. Dan ini memang sudah ditampakkannya dalam beberapa hari ini. Tetapi, sayangnya Setya Novanto justru kurang mempersiapkan psikisnya sendiri.

Tak hanya psikisnya, Setya Novanto juga kurang mempersiapkan pidatonya dengan baik. Terbukti, saat membaca kalimat bahasa Arab dengan susah payah dan diakhiri dengan senyum lebar itu. Saya yakin, Setya Novanto tetap seorang yang smart. Tetapi sayang, itu tidak ditunjukkannya tadi.

Sebenarnya, groginya Setya Novanto dalam menyambut Raja Salman itu sebuah anomali. Sebagai politikus, Setya Novanto selama ini dikenal sangat ulet, cerdik, dan (maaf) agak mbulet serta sangat percaya diri. Lihat saja perjalanan karir politik dan jatuh bangunnya. Jatuh akibat skandal "Papa Minta Saham", dia dengan cepat bangkit dan berhasil jadi ketua umum Partai Golkar dan kembali lagi menjabat ketua DPR menggeser Ade Komarudin rivalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun