Saya sebut ini kepentingan Riziek Cs, karena banyak pihak lain yang jumlahnya lebih dari 99 persen rakyat Indonesia tidak setuju aksi 212 karena tidak relevan lagi dan hanya mempertontonkan pemaksaan kehendak dan berpotensi menimbulkan kemudharatan.Â
Jadi, janganlah datang ke acara 212 kalau tidak punya uang sehingga bisa keleleran di jalanan Jakarta karena tidak bisa pulang. Orang mau berangkat pengajian itu, baik untuk mendengar ceramah, berdzikir atau berdoa itu harus siap lahir dan batin. Batinnya siap tapi kalau lahirnya (baik kesehatan badan maupun bekal selama perjalanan) tidak siap malah jadi beban orang lain.Â
Kalau sampai ada kejadian peserta aksi yang model itu, sudah seharusnya  GNPF MUI atau Riziek Cs berani bertanggung jawab. Jangan minta orang datang tapi tak mau menangungg akibat kedatangan mereka.Â
Memperhitungkan arus balik kepulangan peserta aksi ini sangat penting karena keberadaan massa dalam jumlah besar di pusat ibu kota bisa mengganggu kehidupan warga ibu kota lain. Kalau sebelumnya disepakati acara dimulai pukul 08.00 hingga pukul 13.00, maka selewat waktu itu massa harus segera bubar dan pulang ke tempat asal. Ini perlu ketegasan aparat untuk meminta Riziek Cs memenuhi kesepakatan yang dibuat.
Kejadian paska pukul 18.00 pada demo 411 dengan berbagai alasannya itu tidak bisa ditolerir lagi. Usai acara peserta harus bubar dan kembali ke tempat asalnya. Untuk itu, pertanyaan  siapa yang akan memulangkan peserta aksi 212 sangat penting. Sudah seharusnya Riziek Cs lah yang punya tanggung jawab itu.Â
Artinya, Riziek harus memastikan peserta aksi itu sudah siap dengan transportasi untuk pulang. Kalau tak siap, tak perlu datang ke Monas. Kalau nekat datang dan ternyata bokek tak bisa pulang, sekali lagi, Riziek Cs harus bertanggung jawab memulangkan mereka. Jangan lagi membebani negara.
Karena itu, anjuran Panglima TNI Gatot Nurmantyo penting untuk didengar dan direnungkan, "Tak perlu ke Jakarta, cukup berdoa atau adakan istighosash di daerah mading-masing, mendokan kedelamatan dan kebaikan bangsas ini".
Salam salaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H