Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Pilgub Cerdas dari Orang-orang Cerdas

27 September 2016   23:44 Diperbarui: 27 September 2016   23:56 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk membuktikannya, lihat saja kurikulum vitae-nya, bergelar, berjabatan, berprestasi, dan ber yang lainnya. Tapi ya itu tadi, hal itu masih harus diuji dalam proses pilgub ini. Apakah cerdasnya mereka hanya untuk mereka sendiri, atau bisa "diturunkan" ke pendukungnya, mesin politiknya, dan masa di akar rumput.

Kalau kecerdasan itu hanya sampai di pribadi mereka masing-masing, tanpa bisa melakukan perubahan sikap, tingkah laku, dan cara-cara pilgub cerdas, di jajaran tim suksesnya, pendukungnya, sampai masa di akar rumput, ya percuma saja. Artinya, ketiga pasang itu menyatakan akan bersikap demokratis, jujur, adil, dan menjaga kamtibmas, namun jajarannya bisa berlaku sebaliknya.

Karena itu tantangan buat orang-orang cerdas ini adalah bagaimana mereka bisa mengalirkan kecerdasannya ke jajaran tim sukses, pendukung, dan masa akar rumput untuk melaksanakan pilgub yang cerdas. Kalau tak mampu berarti mereka belum bisa disebut sebagai orang-orang cerdas, meski kurikulum vitae-nya begitu cemerlang dan menyilaukan mata.

Setelah ketiga pasang cagub cawagub yang cerdas itu, kita beralih ke promotor cerdas di belakang mereka. Nama Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Prabowo Subianto  yang berada di belakang para cagub-cawagub itu jelas tidak perlu diragukan kecerdasannya. Kalau ada yang meragukan mereka, berarti ada sesuatu yang salah di memori mereka. 

Saya pribadi yakin mereka pasti juga menghendaki pemilihan gubernur yang cerdas, yang demokratis, jujur, adil, dan aman. Yang jadi masalah adalah apakah sudah ada jaringan yang menjamin penyaluran kecerdasan mereka ke jajaran partainya, bahkan sampai ke tingkat akar rumput.

Masih ada lagi orang-orang cerdas di jajaran mesin politik para cagub-cawagub itu. Merekalah tim sukses dan jajaran elit partai pengusung. Jelas kecerdasan mereka juga tak perlu diragukan. Di sini ada banyak nama mulai dari Setya Novanto, Surya Paloh, Wiranto, Hasto Kristiyanto, Fadli Zon, Shohibul Iman, Syarief Hasan, Muhaimin Iskandar, zulkifli Hasan, Romahurmuziy.

Di bawah mereka masih banyak nama lagi yang langsung bersentuhan dengan mesin pemenangan cagub cawagub. Dan, yang pasti mereka juga termasuk orang-orang cerdas. Namun, lagi-lagi pertanyaannya adalah apakah kecerdasan mereka itu hanya untuk mereka pribadi atau bisa "diturunkan" ke bawah untuk melaksanakan pilgub yang cerdas. 

Inilah tantangan bagi orang-orang cerdas itu. Bisakah mereka melaksanakan pilgub yang cerdas, atau sebaliknya malah sama sekali mengabaikan kecerdasan yang mereka miliki, dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan cagub-cawagubnya. Jika pilihan terakhir yang mereka ambil, mungkin saja mereka memang bukan golongan orang cerdas karena memilih cara yang tak cerdas.

Namun, terlalu dini untuk bersikap pesimis. Mungkin langkah tiga pasang cagub-cawagub berselfie ria, beberapa hari lalu merupakan isyarat awal akan berlangsungnya pilgub yang cerdas, yang bersahabat, jauh dari caci maki apalagi menjual isu SARA. Bisa saja, mungkin besok mereka akan kampanye bersama, menjual program dan bukannya ganteng-gantengan atau ayu-ayuan.

Akhirnya memang masih banyak waktu untuk membuktikan kecerdasan orang-orang cerdas ini, untuk menampilkan pilgub yang cerdas. Kalau tidak mampu apalagi tidak mau, mungkin perlu dibentuk Dewan Orang Cerdas untuk membahas status dan gelar  "kecerdasan" mereka.

Salam, damai Indonesiaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun