Mukidi, "Tidak, Dok....," jawab Mukidi sambil memberi isyarat dengan tangannya.Â
Dokter, "Begini, Pak. Karet mentah direbus sampai meleleh, lalu pegawai pabrik mencelupkan tangan ke dalam cairan itu. Setelah itu tangan segera diangkat untuk diangin-anginkan. Tak lama kemudian jadilah sarung tangan seperti ini."
Mukidi tersenyum mendengar penjelasan sang dokter. Beberapa saat kemudian Mukidi tertawa terpingkal-pingkal. Dokter heran dan bertanya.
Dokter, "Mengapa anda tertawa seperti itu?"
Mukidi, "Dengar cerita dokter tadi, saya lalu membayangkan bagaimana cara membuat kondom."
Dokter,"....." (bengong).
..........
Jadi, Mukidi memang tepat jadi viral di media sosial. Dia ada di saat yang tepat. Namanya hidup memang bisa berubah sewaktu-waktu. Kalau dulu kehadiran Jokowi di perpolitikan nasional mampu mengahadirkan Jokowi efek yang begitu hebat, kini agaknya ada pendatang baru yang layak diperhitungkan, yaitu Mukidi yang juga berhasil menghadirkan Mukidi efek.
Ada yang berseloroh, seandainya Pilpres 2019 dimajukan hari ini, dan capres yang tampil hanya dua yaitu Mukidi dan Jokowi, kira-kira yang menang kemungkinan besar Mukidi. Jokowi Lovers tak perlu marah. Bercanda itu sehat, para politikus itu juga perlu bercanda, jangan curiga melulu kaya Pak Roy Suryo. Enjoy saja, nikmati Mukidi apa adanya.
Kembali ke judul tulisan ini Mukadi Efek vs Jokowi Efek, hasil kedua efek itu ternyata hebat. Presiden Jokowi kan punya slogan Kerja...Kerja...Kerja....Sementara semboyan Mukidi Gembira...Gembira...Gembira. Kalau digabung jadi bagus: Kerja....Kerja...Kerja...dengan Gembira...Gembira...Gembira.
Jadi memang saling melengkapi. Jangan-jangan Presiden Jokowi juga ikut menikmati humor Mukidi dan dan ikut ber-mukidi-ria. Presiden kan pegiat medsos. Tak apa toh, humor itu kan bisa dinikmati semua orang tak terkecuali Presiden Jokowi. Tapi mana ya yang kira-kira bisa membuat presiden kita tertawa terbahak-bahak, seperti saat mendengar joke Parto saat diundang ke Istana beberapa waktu lalu.