Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mukidi Efek vs Jokowi Efek

27 Agustus 2016   15:31 Diperbarui: 27 Agustus 2016   15:44 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mukidi, "Tidak, Dok....," jawab Mukidi sambil memberi isyarat dengan tangannya. 

Dokter, "Begini, Pak. Karet mentah direbus sampai meleleh, lalu pegawai pabrik mencelupkan tangan ke dalam cairan itu. Setelah itu tangan segera diangkat untuk diangin-anginkan. Tak lama kemudian jadilah sarung tangan seperti ini."

Mukidi tersenyum mendengar penjelasan sang dokter. Beberapa saat kemudian Mukidi tertawa terpingkal-pingkal. Dokter heran dan bertanya.

Dokter, "Mengapa anda tertawa seperti itu?"

Mukidi, "Dengar cerita dokter tadi, saya lalu membayangkan bagaimana cara membuat kondom."

Dokter,"....." (bengong).

..........

Jadi, Mukidi memang tepat jadi viral di media sosial. Dia ada di saat yang tepat. Namanya hidup memang bisa berubah sewaktu-waktu. Kalau dulu kehadiran Jokowi di perpolitikan nasional mampu mengahadirkan Jokowi efek yang begitu hebat, kini agaknya ada pendatang baru yang layak diperhitungkan, yaitu Mukidi yang juga berhasil menghadirkan Mukidi efek.

Ada yang berseloroh, seandainya Pilpres 2019 dimajukan hari ini, dan capres yang tampil hanya dua yaitu Mukidi dan Jokowi, kira-kira yang menang kemungkinan besar Mukidi. Jokowi Lovers tak perlu marah. Bercanda itu sehat, para politikus itu juga perlu bercanda, jangan curiga melulu kaya Pak Roy Suryo. Enjoy saja, nikmati Mukidi apa adanya.

Kembali ke judul tulisan ini Mukadi Efek vs Jokowi Efek, hasil kedua efek itu ternyata hebat. Presiden Jokowi kan punya slogan Kerja...Kerja...Kerja....Sementara semboyan Mukidi Gembira...Gembira...Gembira. Kalau digabung jadi bagus: Kerja....Kerja...Kerja...dengan Gembira...Gembira...Gembira.

Jadi memang saling melengkapi. Jangan-jangan Presiden Jokowi juga ikut menikmati humor Mukidi dan dan ikut ber-mukidi-ria. Presiden kan pegiat medsos. Tak apa toh, humor itu kan bisa dinikmati semua orang tak terkecuali Presiden Jokowi. Tapi mana ya yang kira-kira bisa membuat presiden kita tertawa terbahak-bahak, seperti saat mendengar joke Parto saat diundang ke Istana beberapa waktu lalu.

Salam Mukidi-ria.

Terima kasih kepada Pak Soetantyo Moechlas yang telah membagi kegembiraan dengan kisah-kisah Mukidi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun