--------------------------------------------
Pernah istri Rasulullah Saw cemburu yang diceritakan oleh Anas bin Malik ra: "Suatu ketika Nabi Saw di rumah salah seorang istri beliau, lalu istri yang lain mengirim mangkuk berisi makanan,, melihat hal itu istri yang rumahnya kedatangan Rasul itu memukul tangan pelayan yang membawa makanan tersebut, sehingga jatuhlah mangkuk tersebut dan pecah,, kemudian Rasul mengumpulkan kepingan pecahan tersebut serta makanannya sambil berkata; 'Ibu kalain sedang cemburu', lalu Nabi menahan pelayan tersebut kemudian beliau memberikan kepadanya mangkuk milik istri yang sedang bersama beliau untuk diberikan kepada pemiliki mangkuk yang pecah,, mangkuk yang pecah itu beliau simpan di rumah istri yang sedang bersama beliau,." (HR. al-Bukhari 5/2003)
Ibnu Hajar ra menjelaskan bahwa istri Nabi Saw yang cemburu tersebut adalah 'Aisyah Ummul Mu'minin, sedangkan yang mengirim makanan adalah Zainab binti Jahsy,, dalam artian bahwa 'Aisyah ketika itu cemburu kepada Zainab yang mengirim makanan kepada Nabi Saw,. (Dalam kitab Fathul Bari 7/149 dan 9/236)
Kemudian dalam hadist lain riwayat 'Aisyah ra:
"Aku tidak cemburu kepada seorang wanita terhadap Rasulullah sebesar cemburuku kepada Khadijah, sebab beliau selalu menyebut namanya dan memujinya,." (HR. al-Bukhari 5/2004)
Dari beberapa riwayat diatas ini memang yang kita lihat dalam kehidupan di rumah tangga bahwa sifat cemburu sudah jadi tabiat bagi setiap wanita pada umumnya, siapun orangnya dan bagaimanapun kedudukannya secara fitrah memiliki perasaan cemburu,, namun hendaknya perasaan cemburu harus di kendalikan sebaik2nya supaya tidak timbul masalah yang dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga,. Oleh karena itulah perlu diperhatikan para istri untuk menjaga rumah tangga supaya tidak merusak keharmonisan dari pengaruh perasaan cemburu yang berlebihan, berikut ini saya tuliskan sikap yang harus bagi suami istri ketika menghadapi cemburu dalam rumah tangga:
1. Seorang istri meringankan rasa cemburu pada suami agar rasa cemburu tersebut tidak melampaui batas, bila berlebihan cemburu itu bisa berubah menjadi tuduhan tanpa dasar,, serta dapat membuat api di hatinya yang mungkin tidak akan pernah padam yang dapat menimbulkan perselisihan di antara suami istri serta melukai hati sang suami, lalu istri hendaknya bertakwa kepada Allah Swt dan bersikap pertengahan dalam hal cemburu,, sikap pertengahan dalam setiap perkara merupakan bagian dari kesempurnaan agama dan akal seseorang, Nabi Saw bersabda pada 'Aisyah ra: "Hai 'Aisyah, bersikaplah lemah2,, sebab jikalau Allah menginginkan kebaikan pada sebuah keluarga, maka Dia menurunkan sifat kasih-Nya di tengah keluarga tersebut,." (HR. Ahmad dalam Majmu' Zawaid 8/19)
2. Wanita yang pecemburu biasanya ia lebih melihat permasalahan dengan perasaan hatinya dari pada melihat dengan mata, dia lebih berbicara dengan nafsu emosinya dari pada pertimbangan akal sehatnya,, sehingga sesuatu masalah menjadi berbalik dari yang sebenarnya ulah tuduhan dan praduga, ini hendaknya yang mesti di sadari oleh kaum wanita supaya tidak berlebihan mengikuti perasaan,, namun juga mempergunakan akal sehat dalam melihat suatu masalah dan bukan mengikuti hawa nafsu,.
3. Dari kisah kecemburuan sebagian istri Rasulullah Saw di atas bisa diambil pelajaran berharga, bahwa sepatutnya seorang wanita yang sedang menghadapi cemburu agar menahan dirinya,, sehingga perasaan cemburu tersebut tidak mendorongnya melakukan pelanggaran syari'at,. Lalu istri hendaknya menjadikan perasaan cemburu kepada suami sebagai sarana untuk mendekatkan diri padanya, jangan biarkan ia menoleh kepada wanita lain yang lebih cantik darimu,, maka dari itu berhias dirilah dan jaga penampilan di hadapan suami agar engkau dicintai dan disayanginya sepenuh hati,.
4. Istri yang bijaksana tidak akan menyulut api cemburu suaminya, misalnya dengan tidak memuji lelaki lain di hadapan suami,, serta tidak memperlihatkan rasa kekaguman kepada lelaki lain meski ia memang lebih dari suami,, karena hati suami sangat menyakitkan jika isteri membicarakan tentang suami pertamanya atau sebelumnya, pada umumnya lelaki tidak menyukai itu semua karena tanpa disadarinya pujian itu merendahkan kejantanan suami,, lain dari pada itu pujian kepada orang lain di hadapan suami juga dapat mengurangi nilai kelelakian suami meski tujuan adalah baik,.
5. Para istri hendaknya tidak mencela kecuali diri sendiri dan bila suami datang wajahnya dalam keadaan bermuram, maka jangan menuduh atau menyalahkan kecuali pada diri sendiri,, dan jangan pula mengeluh bila mendapatkan suami yang lebih suka di luar dari pada duduk di dekatmu, tapi tanyakan kepada dirimu bagaimana perhatian kepadanya dan jauhi perasaan was-was,, karena syetan selalu berusaha untuk merusak dan mengotori hati manusia agar rumah tangga menjadi berantakan dan hancur,.