Aneh buat kita (yang semoga masih waras), namun mungkin tidak bagi para psikolog.
Tak pernah ada komentar mereka yang layak untuk dijadikan solusi.
PERBEDAANNYA :
Saya juga komentor (apa boleh buat ada sarana Kompasiana yang mendukung untuk kelihatan eksis dan tentunya sedikit lebaaaay).
Tapi saya tidak berani berkomentar dalam dua hal ini.
Pertama : saya bukan penggemar sepak bola, tak tahu apa-apa soal bola, kalau ada pertandingan Piala Duniapun, saya lebih memilih tidur daripada begadang hanya demi memelototi orang-orang yang mengejar-ngejar bola. Kalaupun nonton itu hanya ikut-ikutan saja biar kelihatan "bahwa saya ada".
Kedua : Soal Jokowi-Ahok apalagi. Saya bukan orang yang berprestasi apapun, apalagi seperti mereka. Hasil pekerjaanpun tak kelihatan, karena hanya bagian paling kecil dari sebuah pekerjaan besar yang seharusnya dirancang dengan fokus dan dilaksanakan secara konsisten oleh pembesar kita (kalau memang ingin terlihat nyata seperti kerjaannya Jokowi-Ahok).
Tapi kalau mengomentari komentar para komentator boleh dong....!
Itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H