Menjaga kesehatan mental sebenarnya bisa dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan meluangkan waktu untuk fokus pada apa yang dibutuhkan. Baik dengan berlatih meditasi, atau dengan mengesampingkan teknologi, kita dapat mulai memperhatikan diri kita sendiri. Orang yang mempraktikkan cinta diri secara teratur cenderung mengetahui apa yang mereka pikirkan, inginkan, dan rasakan. Kita juga dapat memelihara diri sendiri setiap hari melalui konsumsi nutrisi yang tepat, tidur yang cukup, olahraga, dan interaksi sosial yang sehat. Dengan memperhatikan siapa dirimu, artinya kamu memberi kesempatan untuk membuat dirimu merasa lebih baik.
Tak perlu jauh-jauh ke psikolog atau psikiater, kita bisa bercerita dan mencurahkan isi hati kepada teman, saudara, dan keluarga. Ini dapat menjadi langkah awal yang bermanfaat dalam mengatasi masalah kesehatan mental. Dukungan sosial dari orang-orang terdekat dapat memberikan rasa kenyamanan, pemahaman, dan perasaan tidak sendirian. Namun, penting juga untuk diingat bahwa tidak semua masalah kesehatan mental dapat diatasi hanya dengan berbicara kepada teman atau keluarga. Beberapa masalah mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Ini termasuk masalah serius seperti depresi berat, gangguan kecemasan, atau kondisi psikologis lain yang memerlukan pendekatan yang lebih terstruktur dan mungkin pengobatan.
Terapi bukan lagi hal yang tabu. Ini dapat membantu individu menemukan kemungkinan alasan mereka merasa sulit untuk mempraktikkan cinta diri. Dengan terapi, orang dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman awal yang masih memengaruhi mereka, dan dengan bantuan seorang konselor yang dapat mengatasi trauma masa lalu atau perasaan ragu-ragu. Masalah jangan dipendam sendiri. Ingat, masih ada orang lain yang mau membantu dirimu.
Pandemi telah mengubah dunia. Dalam kondisi dunia yang telah digentayangi oleh pandemi ini, memang kesehatan tubuh adalah hal yang utama. Tetapi, kesehatan mental juga tidak kalah penting untuk dijaga. COVID-19 mungkin akan bertahan lama dalam ingatan dan memorabilia kita, tetapi krisis kesehatan mental yang ditimbulkannya mungkin akan menyertai kita untuk waktu yang lebih lama lagi. Jadi, jangan menganggap lumrah tentang penyakit mental, pembiaran semacam ini harus dihentikan. Tumbuhkan rasa sadar akan pentingnya kesehatan mental, dari sinilah kita dapat menciptakan harapan untuk dunia dan generasi yang lebih baik.Â
Mulailah dari diri sendiri, sayangi dirimu, sayangi mentalmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H